Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas
Nextren.com - Menambah popularitas dengan membuat konten di platform media sosial seperti TikTok, YouTube, dan lainnya merupakan cara yang ampuh.
Banyak orang berbondong-bondong untuk membuat kreasi konten yang menarik perhatian.
Dengan begitu, mereka berharap bisa membuka jalan untuk menjadi orang terkenal di media sosial.
Kendati demikian, tidak jarang ditemukan konten-konten yang viral di medsos memiliki unsur yang sensasional.
Baca Juga: TikTok Jadi Platform Baru Pagelaran Busana Jakarta Fashion Week
Para kreator memilih untuk membuat hal yang yang kontroversial demi bisa mengundang animo masyarakat untuk melihat videonya.
Lantas, apakah hal tersebut baik dan layak untuk dilakukan?
Edho Zell sebagai salah satu konten kreator YouTube generasi pertama di Indonesia menceritakan pengalamannya.
Ia menyatakan bahwa selama 10 tahun berkarir, kerap kali ditemukan konten kreator pemula ingin namanya cepat melambung, namun tidak memahami bahwa membangun popularitas membutuhkan proses.
"Banyak yang ingin instan, membuat konten, besok viral" ucap Edho Zell pada acara pertemuan media bersama Samsung Electronics Indonesia, Jumat (5/3).
Baca Juga: Cara Mudah Populer di TikTok Menurut Jebung dan Rensia Sanvira
"Jadinya, buat konten sensasional yang meledak," lanjutnya.
Meski tidak menyalahkan, namun Edho Zell mengimbau agar sebaiknya pembuatan konten yang kontroversial tidak dilakukan oleh para kreator pemula.
Sebab ada beberapa hal yang bisa saja berdampak untuk konten kreator jenis itu nantinya.
Baca Juga: Cara Mudah Kredit HP Samsung di Kredivo, Bunga Hanya 2,3 Persen!
Dampak jangka pendek yang mungkin dirasakan oleh pembuat konten adalah popularitas yang hanya sesaat.
Tak hanya itu, kreator juga bisa justru menjadi bahan perundungan (bullying) para warganet di Indonesia.
Lalu untuk jangka panjangnya, kemungkinan besar bahwa tidak ada perusahaan yang ingin menggunakan jasa kreator kontroversial untuk endorse.
Padahal, sejauh ini pendapatan konten kreator dapat bertambah akibat adanya promosi endorse yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.
"Merek-merek besar yang sudah tahu dunia digital, tidak mau jadikan 'brand ambassador' kalau kontennya sensasional," ungkap Edho.
Baca Juga: Apakah Smartphone Layak Untuk Membuat Video? Ini Kata Kreator TikTok
Oleh karena itu, Edho Zell menyarankan bagi para kreator pemula untuk membuat konten yang positif.
Pasalnya dengan konten yang baik, maka kemungkinan popularitas yang didapatkan akan bisa jadi lebih lama.
"Kalau membuat konten yang positif, karir bisa mapan dalam jangka panjang," terang Edho.
Baca Juga: Viral di TikTok: Pintu Smart Door Lock Error, Begini Cara Mengatasinya
Metode yang bisa dilakukan untuk bisa membuat konten yang positif pun ada banyak.
Disarankan konten kreator pemula menggali ide-ide yang berasal dari sesuatu yang disukai.
Dengan begitu, nantinya akan terlihat mana kreator yang membuat konten berdasarkan topik yang disukai dan yang hanya mengejar viralitas semata.
So, gimana Sobat Nextren? apakah kamu masih ingin membuat konten yang kontroversial?
(*)