Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com - Kisruhnya permasalahan WhatsApp membuat beberapa orang tidak mempercayai dan memilih untuk berpindah aplikasi.
Sehingga beberapa ahli dalam dunia teknologi ikut membicarakan hal ini agar pengguna melihat data yang sebenarnya diambil WhatsApp.
Nextren sempat mewawancarai pakar keamanan internet sekaligus CEO Vaksin.com, Alfons Tanujaya via IG Live (27/1) terkait keamanan WhatsApp.
Menurutnya data yang diambil oleh WhatsApp merupakan metadata.
Baca Juga: Cara Rekam Suara Telepon WhatsApp di HP Android Tanpa Ketahuan
Metadata memiliki pengertian sebagai informasi yang bisa digunakan kembali, ditemukan dan dikelola.
"Jadi data percakapan (WhatsApp) kita diproyeksi oleh end-to-end encription yang sangat kuat," ujar Alfons.
Menurutnya dari sisi keamanan internet bisa menjamin bila pesan yang sudah terenkripsi sangat susah untuk dibobol.
Pengertian metadata dicontohkan jika kalian mengambil foto di Bali dengan gaya seperti apa serta bersama dengan siapa, data tersebutlah yang diambil.
Selain itu juga, data terkait kamera apa yang digunakan saat mengambil foto, resolusi, kompresi, dan ada yang lebih berharga.
Data berharga yang bisa diambil WhatsApp ialah tanggal dan waktu foto tersebut diambil.
"Lalu ada lagi GPS, lokasi foto itu ambil dimana, jadi itu adalah metadata," ungkap Alfons.
Dengan begitu menurut WhatsApp, penggunanya merupakan data meskipun foto itu kalian yang punya, tetapi WhatsApp memiliki datanya.
Baca Juga: Cara Memilih Background Chat WhatsApp yang Berbeda untuk Tiap Nomor
Kita sebagai pengguna tidak bisa melarang WhatsApp mengetahui data tersebut karena itu cukup penting bagi layanannya.
Alfons membagi data menjadi dua bagian, data personal dan data standar.
Data standar merupakan data yang lebih ke teknis seperti hp yang kalian gunakan, OS hp, termasuk data terkait foto tadi.
Sedangkan data personal ialah nomor telepon kalian, teman kalian, termasuk status dan grup yang kalian miliki.
Alfons menjelaskan data tersebut bisa dikatakan bahaya atau tidaknya tergantung dari si pemegang data.
Bagi platform seperti Facebook atau WhatsApp, data bisa dikatakan sebagai ladang emas atau keuntungan.
Bila dibandingkan dengan industri minyak memiliki pendapatan yang besar, saat ini industri teknologi yang diposisi atas seperti Amazon, dan lainnya.
Lalu bahayanya, metadata yang diambil dari WhatsApp bisa membuat suatu profile.
Baca Juga: Cara Kembalikan Chat WA GB ke WhatsApp Resmi, Setelah Diblokir
"Bahayanya kalau misalnya Anda chatting kalau sekali dua kali masih oke, tetapi kalau misalnya jangka panjang, metadata jangka panjang ini bisa memperlihatkan profile kamu," jelas Alfons.
Contohnya kalian sering mengobrol bersama dengan orang tua maka WhatsApp akan mengetahui hal tersebut, berbeda jika kalian yang hanya menghubungi orang sekali atau dua kali.
Jadi menurut kalian bagaimana sobat Nextren?
(*)