Nextren.com - Minggu-minggu terakhir ini kita dihebohkan oleh rencana WhatsApp untuk mengambil data-data dari penggunanya.
WhatsApp bakal 'memaksa' penggunanya, untuk menyetujui aturan baru ini atau akunnya dihapus.
Meski aturan ini akhirnya ditunda karena keresahan penggunanya, namun isu pengambil informasi pengguna WhatsApp ini sudah makni panas.
Tak heran ada jutaan orang yang berpindah ke akun chating pesaing WhatsApp seperti Signal dan Telegram.
Baca Juga: Mau Buang WhatsApp? Ini Cara Menyimpan Data dan Chat Sebelumnya
Lalu sebenarnya, data apa sih yang akan diambil oleh WhatsApp tersebut?
Menurut pakar virus Alfons Tanujaya, seperti dimuat di situs Vaksin.com miliknya di tautan ini, berikut ini informasi yang bisa dikumpulkan WhatsApp dari penggunanya.- Informasi dasar perangkat- Detail perangkat keras, merek, tipe, memori- Sistem operasi yang anda gunakan- Informasi peramban (browser)- Detail IP dan ISP pengguna- Jaringan layanan seluler yang digunakan- Nomor telepon seluler- Pengidentifikasi perangkat (merek dan tipe)- Informasi dasar pengguna- Siapa yang anda kenal- Siapa yang anda kirimi pesan- Kapan anda kirimi pesan- Berapa sering anda berkomunikasi dengan seseorang atau group- Siapa yang pernah menghubungi anda- Bagaimana reaksi anda jika dihubungi orang tidak dikenal- Siapa yang anda hubungi- Anda ada di group apa saja- Dengan siapa saja anda berada di dalam group- Apa peranan anda dalam group- Lokasi anda ketika sedang melakukan chat atau sedang berbagi lokasi
Ada begitu banyak bukan, informasi yang bisa didapat dari aplikasi WhatsApp yang terlihat begitu sederhana?
Menurut Alfons, beragam informasi itu adalah metadata, dan membuat WhatsApp bisa mengolah dan mengarahkan iklan.
WhatsApp juga bisa memberikan data-data itu kepada perusahaan terkait.
Contohnya seperti jenis HP baru yang sedang diluncurkan dan mungkin Anda minati.
Bisa juga informasi ISP atau penyedia layanan seluler saingan yang ingin memperluas pasar dan mencari pelanggan baru.
Baca Juga: Pengguna Telegram Kini 500 Juta, Melonjak Akibat Aturan WhatsApp
Dari informasi metadata pengguna itu, WhatsApp juga dapat mengetahui pola komunikasi Anda tanpa perlu mengetahui isi komunikasi Anda.
WhatsApp dapat mengetahui siapa saja yang sering anda kontak, kapan dan seberapa intens.
Ambil contoh jika Anda punya pria idaman lain (PIL) atau wanita idaman lain (WIL) dan anda sering berkomunikasi melalui WhatsApp.
Bahkan, sekalipun isi komunikasi terenkripsi, informasi metadata yang didapat dalam jangka panjang akan menunjukkan tingkat hubungan komunikasi seseorang.
Soalnya, pola komunikasi dengan keluarga, teman, teman dekat dan "teman dekat" memiliki pola tersendiri yang tidak bisa dihindari.
Hal itu akan terdeteksi dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, jika memiliki metadata dalam jangka panjang.
WhatsApp juga dapat mengetahui profil diri Anda dari group yang diikuti, lalu apa minat anda, dan siapa teman anda.
WhatsApp bisa tahu apakah anda senang memasak atau hobi otomotif.
Baca Juga: Mau Pindah WhatsApp ke Signal? Ini Pengaturan Agar Data Lebih Aman
Apakah anda senang dengan politik dan kemana afiliasi politik anda.
Kemiripan kasus Cambridge Analytica yang mengantarkan Donald Trump ke kursi kekuasaan sangat mungkin terjadi lagi dengan pemanfaatan metadata ini.
Jadi di tangan orang yang mengerti mengelola data, memang data menjadi komoditas yang paling berharga di muka bumi ini.