Nextren.com - Twitter secara resmi akan menutup sementara atau mengunci akun milik Donald Trump.
Hal itu disampaikan perusahaan melalui akun @Twittersafety pada hari Rabu sore (6/1) waktu Amerika Serikat atau Kamis pagi (7/1) waktu Indonesia.
Dalam cuitan tersebut pihak Twitter meminta agar Trump menghapus tiga cuitan yang dianggap meresahkan.
Pasalnya, Trump mengunggah sebuah video yang dinilai berisi dukungan terhadap aksi kekerasan yang saat ini sedang berlangsung dalam aksi demonstrasi di Gedung Capitol, Washington DC.
Baca Juga: Permusuhan Makin Meluas, Amerika Serikat Ancam Blokir Pembuat Chipset SMIC Asal China
"Kami meminta penghapusan tiga tweet @realDonaldTrump yang diposting sebelum hari ini untuk pelanggaran berulang dan berat terhadap kebijakan Integritas Sipil kami," tulis akun @Twittersafety.
Lebih lanjut, Twitter pun saat ini telah menghilangkan postingan yang dinilai memicu polemik tersebut.
Sebelumnya Twitter hanya menyematkan label "menyesatkan".
Namun setelah beberapa jam cuitan itu bergulir, diputuskan kalau lebih baik untuk menangguhkan akun Twitter Donald Trump.
"Artinya, akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah penghapusan tweet ini," jelas @Twittersafety.
Jika tidak dihapus, Twitter pun mengaku tidak segan-segan bakal menghapus atau memblokir akun Trump secara permanen.
Baca Juga: Media China Sebut Trump Sedang Mempersiapkan 'Kegilaan Terakhir' untuk Beijing
Bukan hanya itu, Donald Trump juga diperingatkan untuk tidak kembali memposting hal-hal yang memicu pertikaian.
Kalau hal itu masih dilakukan oleh mantan presiden AS itu di kemudian hari, maka Twitter akan tetap menghapus akun @realDonaldTrump selamanya.
Peringatan ini sebenarnya dilakukan oleh Twitter bukan tanpa alasan.
Dikutip dari Forbes, pihak Twitter mengaku tidak ingin mengambil risiko yang lebih besar untuk para pengguna platformnya.
Baca Juga: Begini Cara Pengguna Agar Dapat Lencana Verifikasi Twitter
Selain itu, opsi penangguhan juga sebenarnya dihindari oleh Twitter, sesuai dengan "Kebijakan Kepentingan Publik".
Dalam aturan tersebut tertulis bahwa akun-akun milik pemimpin dunia harus dibiarkan aktif.
Tapi dengan pertimbangan akibat yang bisa ditimbulkan oleh cuitan tersebut, maka Twitter memutuskan untuk melakukan penangguhan sementara.
Baca Juga: Facebook, YouTube, dan Twitter Terancam diblokir Rusia
"Kami akan terus mengevaluasi situasi secara real time, termasuk memeriksa aktivitas di lapangan dan pernyataan yang dibuat di Twitter," tulis @Twittersafety.
Twitter juga mengklaim akan terus memberikan informasi keppada punlik jika ada eskalasi lebih lanjut dalam pendekatan penegakan hukum yang diperlukan.
(*)