Nextren.com -Facebook, YouTube, Twitter merupakan tiga sosial media yang masih eksis atau populer di gunakan saat ini.
Namun ketiganya malah berujung di blok negara Rusia dengan sebuah alasan.
Laporan yang muncul menunjukan Google berkonspirasi untuk melawan aturan ketat Uni Eropa.
Maka dari itu pemerintah Rusia mengamati setiap tindakan yang diambil oleh YouTube, Twitter dan Facebook.
Baca Juga: Bawa HP Saat Mandi, Perempuan Ditemukan Tewas di Dalam Bathtub
Baca Juga: Hari Natal Tiba, Netizen Bikin Topik Selamat Natal Trending di Twitter
Tidak hanya mengamati, prediksi Rusia melarang ketiganya juga ada karena untuk menjamin keselamatan penggunanya, atau hanya untuk sekadar membalas perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.
Menurut laporan dari Financial Express, Parlemen Rusia telah menyusun undang-undang yang menentang ketiganya.
Aturan ini untuk menjaga, jika Facebook, Twitter dan YouTube ditemukan bersalah menyensor konten rakyat Rusia.
Dengan undang-undang ini, Rusia berencana untuk membatasi beberapa perusahaan tersebut.
Undang-undang tersebut sudah disahkan oleh dibawah majelis parlemen.
Pernyataan dari DPR Parlemen negara menyatakan bahwa otoritas terkait tidak akan menyemprot perusahaan mana pun.
Namun, jika mereka membatasi informasi berdasarkan bahasa atau kebangsaan, maka akan menghadapi konsekuensi dari tindakan tersebut.
Parlemen Rusia memiliki dua majelis, Atas merupakan Dewan Federasi, dan Bawah merupakan Duma Negara.
Baca Juga: Facebook Rilis Aplikasi Collab Untuk Saingi TikTok, Seperti Apa?
Baca Juga: Rusia Buru Ilmuwan Spesialis Pesawat Hipersonik Yang Dituduh Berkhianat
Sebelum undang-undang menjadi resmi, ia perlu melewati dua majelis dan jika berhasil, sanksi Presiden menjadi berlaku.
Berbicara tentang undang-undang saat ini, itu disahkan oleh majelis Bawah dan akan disahkan melalui Dewan Federasi sekarang.
Melansir Gizchina, ini adalah langkah terakhir sebelum tiba di meja Presiden.
Berdasarkan ini, kita dapat mengatakan bahwa itu platform sangat dekat dengan kenyataan baru di Rusia.
Permainan Rusia
Ada berita yang mengatakan undang-undang ini hanya formalitas dan Pemerintah Rusia telah meningkatkan taruhan dalam memerangi ekstremisme online.
Di antara nama-nama yang dituduh, Twitter didenda USD 547 ribu dari DPC Irlandia.
Jadi, seperti yang kita lihat, ini bukanlah tindakan yang terisolasi dari pemerintah Rusia.
Baca Juga: Inilah Yandex.Rover, Robot Pengantar Makanan di Rusia Pengganti Manusia Saat Pandemi
Ini tampaknya menjadi sebuah kecenderungan untuk meletakkan segala sesuatunya dalam perspektif, bahkan di perusahaan tanah airnya seperti Google dan Facebook menghadapi masalah anti-trust.
(*)