Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com -Bertambahnya tahun tidak menghentikan inovasi manusia untuk berinovasi termasuk di bidang teknologi.
Tahun 2020 ini dianggap sebagai tahun yang menentukan sekaligus ujian yang sesungguhnya bagi ketahanan digital kolektif.
Sudah memasuki bulan akhir di tahun 2020, Palo Alto memberikan prediksi teknologi di tahun 2021.
Prediksi yang diberikan melihat adanya dampak Covid-19 kemungkinan masih akan dirasakan selama beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Setelah Pisah, Huawei Ingin Honor Jadi Pesaingnya di Pasar Teknologi
Sehingga bisnis harus mengkaji kembali strategi mereka untuk menavigasi kenormalan baru dalam jangka waktu yang panjang.
Sean Duca, Vice President & Regional Chief Security Officer, Asia Pasifik dan Jepang mengatakan via Zoom (1/12), terdapat empat prediksi dengan berbagai macam persoalan.
Prediksi yang pertama ialah tentang berpergian atau traveling.
Selama Covid-19, traveling ke luar negeri menjadi hal yang tidak mungkin. Namun dengan inovasi travel bubble dan green lane semua mungkin bisa terwujud.
Mengutip Kompas.com, travel bubble merupakan ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus Corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Adapun Green Lane merupakan inovasi yang akan terlaksana antara Indonesia dan Singapura.
Pengaturan travel bubble dan green lane menjadi efisien dan aman bagi wisatawan.
Tetapi dengan data pribadi yang perlu dibagikan untuk melintasi batas negara disertai dengan kontrol keamanan yang tepat.
Baca Juga: Dokter Online Alami Lonjakan Aktivitas Digital Terbanyak Selama Pandemi
Serta akan ada komunikasi transparan tentang pengelolaan dan penyimpanan data tersebut.
Adanya kebutuhan krusial akan pergerakan data antara pihak pemerintah, maskapai penerbangan, bandara, dan hotel tersebut akan menjadikan perdebatan mengenai bagaimana data disimpan, diakses dan digunakan makin mengemuka di tahun 2021.
Ini terutama disebabkan karena makin banyak individu yang kian peduli tentang keamanan data pribadi yang mereka bagikan ke pihak lain, termasuk data rapid test.
Prediksi yang kedua ialah 5G, iPhone 12 akan menjadi perangkat berkemampuan 5G yang paling banyak diadopsi.
Namun menurut Yudi Arijanto, Direktur System Engineering Indonesia mengatakan 5G akan lebih banyak dibutuhkan untuk perusahaan.
Karena latensi rendah dan memberikan kecepatan sangat dibutuhkan perusahaan agar proses kerja lebih cepat.
Adapun prediksi yang ketiga, bekerja dari rumah akan semakin aman dan cerdas.
Baca Juga: Bitcoin Naik 160 Persen Tahun Ini, Meski Investor Tak Paham Apa Yang Terjadi
Perusahaan-perusahaan komputasi cloud akan terasa manfaatnya bagi perusahaan lain untuk membantu pekerjaan.
Berlanjut ke prediksi keempat, tim IT perusahaan akan memulai kembali membangun sistem keamanan cloud yang lebih baik.
Ini cukup penting, karena menurut pengamatan peneliti Palo Alto Networks Unit 42 satu kesalahan konfigurasi IAM dapat memungkinkan penyerang menyusup hingga ke seluruh lingkungan cloud dan menembus hampir ke semua kontrol keamanan.
Kesalahan dalam konfigurasi identitas ini ternyata sudah banyak ditemukan pada akun cloud yang menunjukkan adanya risiko keamanan yang tidak kecil bagi organisasi.
Buruknya bisa juga berpotensi mempengaruhi seluruh lingkungan dalam waktu singkat.
(*)