WhatsApp Punya Tim Khusus Untuk Cegah Penyebaran Hoaks Jelang Pilkada

Sabtu, 21 November 2020 | 10:35
Kompas

Pilkada saat pandemi

Nextren.com - Sebentar lagi pemilihan kepala daerah (Pilkada) di seluruh Indonesia akan segera dilakukan.

Berdasarkan jadwal, Pilkada serentak akan dilakukan pada tanggal 9 Desember 2020.

Semakin dekatnya waktu pemungutan suara, kampanye-kampanye pun kian gencar dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah.

Kondisi pandemi yang membuat aktifitas secara langsung dibatasi, akhirnya membuat platform digital menjadi alternatif.

Baca Juga: Cara Manfaatkan Fitur Status atau Stories WhatsApp Untuk Jualan

Kendati demikian, tidak jarang bahwa penyebaran informasi yang terjadi bukanlah berita benar, melainkan hoaks.

WhatsApp sebagai salah satu aplikasi berbagi pesan yang paling banyak digunakan pengguna smartphone melakukan sejumlah pencegahan.

"WhatsApp berkomitmen untuk berkontribusi dalam mendukung proses pemilu yang tentram," ungkap pihak WhatsApp, dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima Nextren.

Lebih lanjut pihak perusahaan pun mengaku telah membentuk beberapa tim khusus.

Tim tersebut dibagi oleh WhatsApp untuk menangani tiga fokus utama, antara lain:

Baca Juga: Ini Cara Share Lagu Untuk Kodein Gebetan Kamu ke Status WhatsApp

1. Menjaga Platform WhatsApp Tetap Privat

Pihak WhatsApp mengaku bahwa keamanan data pengguna adalah sesuatu yang harus dijaga di masa seperti sekarang.

Enkripsi End-to-End pun dilakukan oleh WhatsApp untuk melindungi percakapan dari peretas.

Lalu adanya batas penerusan pesan disebutkan menjadi hal yang bisa menjauhkan pengguna dari informasi hoaks.

Baca Juga: WhatsApp Resmi Hadirkan Fitur Pesan Sementara, Hilang Otomatis Setelah 7 Hari

Seperti yang kita tahu kalau saat ini kamu hanya bisa meneruskan pesan ke 5 kontak dalam satu waktu.

Bahkan untuk pesan-pesan yang viral, WhatsApp hanya mengizinkan penggunanya meneruskan pesan ke satu kontak.

"Perubahan ini mengurangi jumlah pesan yang sering diteruskan hingga lebih dari 70 persen," tulis WhatsApp.

2. Cegah Penyalahgunaan Terkoordinasi

Banyaknya pengguna WhatsApp membuat perusahaan memfokuskan dirinya untuk menjaga pola penggunaan aplikasi pada setiap akun.

Informasi yang tersebar di dalam platform juga dijaga oleh WhatsApp.

Baca Juga: WhatsApp Business Rilis Fitur Baru Agar Pengguna Bisa Makin Mudah Belanja

Maka dari itu, pihak aplikasi menyematkan sejumlah kemampuan semisal teknologi pendeteksi spam yang otomatis berfungsi di WhatsApp.

Dok. Nextren (Randy)

Isi pesan spam dan penipuan melalui WhatsApp.

Pengaturan Privasi di dalam platform juga membuat pengguna WhatsApp dapat menentukan siapa saja yang dapat mengundangnya ke dalam grup.

WhatsApp juga mengklaim melakukan sosialisasi kepada partai politik terkait penggunaan aplikasi yang bijak beserta dengan sanksinya.

Baca Juga: Cara Aktifkan Fitur Pesan Sementara di WhatsApp dan 3 Manfaatnya!

3. Melawan Misinformasi

Berkesinambungan dengan pilkada yang marak dengan penyebaran hoaks.

WhatsApp juga membentuk tim khusus untuk memerangi disinformasi.

Dari segi fitur, WhatsApp telah menyediakan tanda label untuk melihat status jumlah penyebaran dari sebuah pesan yang diterima pengguna.

Baca Juga: 3 Fitur Baru Sedang Dicoba WhatsApp, Makin Seru atau Jadi Rumit?

Lalu WhatsApp juga sudah berkolaborasi dengan International Fact-Checking Network (IFCN) yang berguna untuk konsumen dapat memeriksa fakta dari sebuah informasi.

"Jelang Pilkada 2020 di Indonesia, pengguna dapat mengirim pesan ke Kalimasada (chatbot MAFINDO) untuk informasi lebih lanjut," jelas perusahaan.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto