YouTube Akan Banjiri Iklan Lebih Banyak Meski Konten Tidak Dimonetisasi, Bikin Repot!

Kamis, 19 November 2020 | 20:30
TechRadar

YouTube

Nextren.com - Google terus memperbarui kebijakan layanan (terms of service) di platform YouTube.

Pekan ini, perusahaan asal Mountain View, California, AS, itu kembali menggelontorkan sejumlah aturan baru.

Salah satunya adalah kebijakan yang membuat platform akan dipenuhi lebih banyak iklan.

Iklan tersebut akan tayang di video milik kreator meski tidak tergabung dalam YouTube Partner Program (YPP).

Baca Juga: 5 Tips Penting yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menjadi YouTuber

Dengan demikian, iklan akan tetap muncul dalam video yang tidak dimonetisasi oleh kreator.

Atau dengan kata lain, YouTube tetap akan menampilkan iklan di video tanpa memberi imbalan kepada sang kreator.

"Sekarang, iklan bisa muncul di beragam video yang diunggah oleh kanal yang tidak tergabung dalam YPP, dan kami perlahan bakal memunculkan iklan di konten yang tergolong brand safe," ujar pihak YouTube dalam blog resminya.

Mendapat protes

Menurut pihak YouTube, kebijakan ini digelontorkan demi membantu pengiklan untuk mengembangkan bisnisnya, dengan cara mempromosikan produknya di YouTube.

Dengan begitu, para pengiklan ini bisa lebih dekat dengan target audience.

Meski bertujuan ingin "menolong" pengiklan, kebijakan ini mendapat protes.

Kebijakan ini dianggap tidak berpihak pada kreator konten.

Protes ini pun dilontarkan oleh sejumlah pengguna di Twitter, salah satunya adalah akun bernama @PedalPlatform.

Baca Juga: 4 Hal Baru di Aplikasi YouTube, Mode Full Screen Tinggal Usap Layar

Menurut akun tersebut, kebijakan ini tidak adil lantaran membuat para kreator konten yang skalanya masih kecil merasa "tidak dibayar" oleh YouTube atas iklan yang ditampilkan.

Keluhan serupa juga diungkapkan oleh akun @renikejiogundip.

Menurut dia, kebijakan ini terbilang tidak etis lantaran tidak sebanding dengan kerja keras yang dilakukan untuk membuat konten YouTube.

Baru berlaku di AS Terlepas dari beragam keluhan, kebijakan baru ini untuk sementara hanya berlaku di wilayah Amerika Serikat (AS).

Artinya, aturan ini belum diterapkan di negara lainnya, termasuk Indonesia.

Kendati demikian, pihak YouTube mengonfirmasi bahwa kebijakan ini bakal berlaku di luar kawasan AS mulai tahun depan, sebagaimana dirangkum dari blog resmi YouTube, Kamis (19/11/2020).

"Kebijakan-kebijakan baru ini bakal efektif di luar kawasan AS mulai pertengahan 2021," tutur pihak YouTube.

Baca Juga: Begini Cara Streaming Game di YouTube Lewat Hape, Ternyata Gampang!

Adapun kebijakan baru lainnya mencakup pencantuman larangan pengumpulan data face recognition di beragam video di YouTube, serta mekanisme penerapan pajak baru bagi para kreator konten yang bermitra dengan YouTube.

Untuk lebih lengkapnya, beberapa kebijakan YouTube teranyar yang baru berlaku di AS ini bisa dibaca ditautan berikut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siap-siap, YouTube Akan Tampilkan Iklan Lebih Banyak "Penulis : Bill Clinten

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya