Calon Menteri Pertahanan Kubu Biden: AS Harus Bisa Tenggelamkan Semua Kapal Perang China Dalam 72 Jam

Senin, 16 November 2020 | 15:58
kontan

Dua kapal perang jenis Destroyer milik China saat melakukan latihan

Nextren.com - Para ahli politik telah menyatakan kekhawatirannya akan potensi meletusnya Perang Dunia III.

Hal itu muncul setelah calon potensial Pimpinan Pentagon dari tim Joe Biden, mengklaim Amerika Serikat harus dapat "menenggelamkan semua" kapal China dalam 72 jam untuk meningkatkan pencegahan.

Express.co.ukmemberitakan, Michele Flournoy, telah diangkat sebagai calon Menteri Pertahanan di bawah Presiden AS terpilih Joe Biden.

Sebelumnya ia seorang wakil menteri pertahanan dalam pemerintahan Obama.

Namun, Flournoy sebelumnya menyarankan pasukan Amerika harus ditempatkan di Laut China Selatan untuk meningkatkan pencegahan.

Baca Juga: Amerika Mengakui Bahwa China Punya Angkatan Laut Terbesar di Dunia

Perairan yang diperebutkan itu telah menjadi pusat keterlibatan AS di Indo-Pasifik, setelah staf senior Presiden Donald Trump dan pejabat China memperdebatkan klaim "kedaulatan" di laut tersebut.

Dalam tulisannya di jurnal Foreign Affairs awal tahun ini, Flournoy menyerukan peningkatan kehadiran angkatan laut Amerika di Laut Cina Selatan.

Dia mengatakan bahwa Washington kehilangan kemampuan untuk melawan agresi militer Beijing di perairan yang diperebutkan.

Masih mengutipExpress.co.uk,sebagai hasil dari keyakinan kuat yang dipegang Beijing tentang penurunan kekuatan Amerika Serikat, Flournoy mengusulkan bahwa AS harus meningkatkan pencegahan di wilayah tersebut untuk melawan stigma tersebut.

"Misalnya, jika militer AS memiliki kemampuan mengancam secara kredibel untuk menenggelamkan semua kapal militer, kapal selam, dan kapal dagang China di Laut China Selatan dalam waktu 72 jam."

"Maka para pemimpin China mungkin berpikir dua kali sebelum, katakanlah, meluncurkan sebuah blokade atau invasi Taiwan; mereka harus bertanya-tanya apakah layak mempertaruhkan seluruh armada mereka,” tulis Flournoy.

Baru-baru ini, dia juga menegaskan kembali sikap anti-China dan keinginannya untuk pertahanan Amerika yang lebih kuat di Indo-Pasifik.

Dalam sebuah wawancara dengan Defense News, Flournoy berkata, “Kita harus memiliki keunggulan yang cukup, yang pertama dan terpenting kita dapat mencegah China menyerang atau membahayakan kepentingan vital kita dan sekutu kita. Itu berarti tekad."

Baca Juga: Gabungan Militer Rusia-China Lebih Kuat Dibanding AS: Dengan Kapal Perang, Tank dan Nuklir Lebih Banyak

Namun mantan wakil menteri itu juga menginginkan perubahan dari pandangan "buram" dari pemerintahan Trump tentang China, dan menyatakan keinginannya untuk beberapa kerja sama antara Beijing dan Washington.

“Ada serangkaian ancaman, apakah itu mencegah pandemi berikutnya, atau menangani perubahan iklim, atau berurusan dengan proliferasi nuklir Korea Utara."

"Suka atau tidak, kita harus berurusan dengan China sebagai mitra atau kita tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, para pengamat telah mendinginkan usulan Flournoy terkait kehadiran besar Angkatan Laut AS di Laut China Selatan tersebut, dengan mengatakan bahwa China siap untuk membalas jika AS secara besar-besaran meningkatkan pencegahan maritim.

Wu Xinbo, direktur Pusat Studi Amerika Universitas Fudan berkata kepadaSouth China Morning Post: "Ancaman seperti itu hampir tidak dapat bekerja, karena PLA (tentara China) telah dan selalu memperhitungkan campur tangan Amerika secara langsung ketika merencanakan operasi militer di Taiwan."

Collin Koh, seorang peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura, sudah memprediksi sikap Flournoy dan pemerintahan baru Biden terhadap China tersebut.

"Terlepas dari siapa yang ada di Gedung Putih, maka kemampuan untuk mempertahankan pencegahan yang kredibel dan jika perlu mengalahkan agresiChina terhadap Taiwan sesuai dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan, akan dipandang sebagai hal yang disepakati," papar Koh seperti dikutipExpress.co.uk.

Biden, setelah mengalahkan Trump dalam pemilihan presiden AS, telah menjelaskan bahwa dia akan tegas pada China, dengan cara yang sama seperti pendahulunya.

Selama kampanye Demokrat, dia mengecam Presiden China Xi Jinping sebagai "preman" dan berjanji untuk memimpin kampanye internasional untuk "menekan, mengisolasi, dan menghukum China".

Baca Juga: Anggaran Militer China 15 Kali Lipat, Taiwan Hanya Bisa Bertahan 2 Minggu Jika Perang dengan China

Biden juga bersikap brutal dalam penilaiannya terhadap penahanan dan perlakuan China terhadap Muslim Uighur, yang dia anggap sebagai "genosida".

Tapi mantan Wakil Presiden itu juga diharapkan mengejar "kepentingan nasional" AS dan berkolaborasi dengan China dalam kebijakan perubahan iklim.

Di bawah pemerintahan Trump, Washington telah meningkatkan tekanan terhadap Beijing di Laut China Selatan.

Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Trump, mengecam klaim China atas "kedaulatan" atas perairan yang disengketakan.

"Kami tekankan, klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengontrol mereka."

Sebagai bagian dari kebijakan anti-China ini, AS juga telah meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan tahun ini, sehingga membuat marah Beijing.

Pada tahun 2020, AS telah menjual senjata dan kendaraan senilai US$ 4,981 miliar ke Taiwan.

Adapun transaksi yang terbaru adalah 100 Harpoon Coastal Defense Systems seharga US$ 2,37 miliar.

Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Calon Menhan: AS harus dapat tenggelamkan semua kapal China di Laut China Selatan

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya