Nilai CryptoCurrency Termasuk Bitcoin Jatuh, Ini Penyebabnya

Rabu, 17 Januari 2018 | 12:25
CBC

Nilai Cryptocurrency hampir semuanya jatuh

Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.grid.id -Bitcoin menjadi salah satu topik menarik di tahun 2017 lalu karena mendadak nilainya meroket tajam hingga menyentuh angka hampir 300 juta rupiah per coin-nya.

Padahal di awal tahun 2017, nilai tukar Bitcoin masih di nilai 13 juta rupiah per coinnya.

Namun, memasuki tahun 2018, nilai tukar Bitcoin terjun bebas. Hingga sampai artikel ini ditulis, nilai Bitcoin (BTC) 'hanya' sekitar 150 juta rupiah. Atau terjun hampir separuh titik tertingginya.

(BACA:Bukan Xiaomi, Inilah Deretan Smartphone Paling Laris di Tiongkok)

Fenomena sesaat atau bukan?

Nextren
Onggo

Hampir semua Cryptocurrrency terjun bebas

Ternyata bukan hanya Bitcoin saja yang terjun bebas, hampir semua Cryptocurrency mengalami penurunan yang signifikan.

Baik itu Ethereum, Ripple, Litecoin, dan berbagai macam jenis Cryptocurrency tersebut mengalami penurunan yang cukup lumayan.

Berbagai pihak sudah menganalisa bahwa fenomena Cryptocurrency yang dipicu oleh Bitcoin ini hanyalah fenomena sesaat, atau kata kerennya adalah fenomena Bubble.

Kenapa dikatakan fenomenaBubble? Karena seperti gelembung sabun, bisa sewaktu-waktu pecah dan hancur.

Bahkan ada yang menyamakan fenomena Cryptocurrency ini seperti fenomena bunga Tulip di Belanda ratusan tahun yang lalu. Fenomena bunga Tulip menghebohkan Eropa hingga menaikkan harga bunga Tulip sampai berkali-kali lipat harga seharusnya. Hingga akhirnyabubblepecah dan harga Tulip kembali seperti semula, dan menyisakan banyak orang yang kehilangan uang.

Namun, ada pakar lain yang mengatakan bahwa fenomena Cryptocurrency ini seperti fenomena Emas atauGold Rush di Amerika di tahun 1800-an. Di mana orang-orang pada berlomba-lomba untuk menggali emas hingga nilai emas meningkat tajam. Namun beda dengan Tulip, emas sampai sekarang masih digunakan sebagai dasar nilai tukar uang, sehingga nilainya jarang turun.

(BACA:Benarkah Xiaomi Redmi 5A Indonesia Termurah? Ini Harga di Negara Lain)

Pemicu fenomena Bitcoin dan dampaknya

Bittrex
Bittrex

Perubahan nilai tukar Bitcoin yang fluktuatif cenderung turun

Fenomena Bitcoin di pertengahan tahun 2017 bisa jadi dipicu oleh kasus hacking dan ransomware yang mewabah sedunia dan meminta tebusan dengan menggunakan Bitcoin. Sehingga memicu pembelian Bitcoin sehingga jumlah coin menipis dan menaikkan harganya.

Bisa jadi juga dipicu dengan makin seriusnya para penambang dengan budget besar seperti di Tiongkok yang memasang ratusan komputer dengan spec dahsyat untuk digunakan menambang Bitcoin. Untuk melakukan kalkulasi yang menghasilkan coin memang membutuhkan tenaga komputer yang dahsyat.

Bahkan di awal tahun 2018 ini, fenomena miner Bitcoin juga membuat harga onderdil komputer seperti VGA card sampai meningkat tajam, bahkan ada yang harganya sampai 2x lipatnya. Itu karena menipisnya persediaan VGA card di toko-toko.

(BACA:Tips Beli iPhone Bekas Performa Mantap, Jangan Sampai Tertipu)

Penyebab terjun bebasnya Cryptocurrency

Kejadian turunnya Cryptocurrency ini menimbulkan kepanikan, sampai konon pengguna jasa layanan konsultasi bunuh diri sampai meningkat di Amerika. Banyak orang yang ketakutan fenomena Demam Tulip akan terulang kembali.

Namun menurut analisa beberapa pakar mengatakan bahwa penyebab terjun bebasnya Cryptocurrency ini bisa jadi bukan karenabubbleyang pecah. Melainkan karena ini:

Gizmodo
Gizmodo

Contoh bentuk komputer untuk mining rumahan

1. Menjelang Tahun Baru Imlek

Berbanding terbalik dengan saham, menjelang libur panjang dan hari besar keagamaan, nilai tukar Cryptocurrency akan turun.

Ini terjadi karena Cryptocurrency yang digunakan sebagai mata uang dalam transaksi. Atau dengan kata lain, orang-orang menggunakan Bitcoin dan sejenisnya untuk berbelanja.

Menurut data yang ada, kebanyakan pemain Cryptocurrency berasal dari Asia, seperti Tiongkok dan Korea Selatan.

Berhubung sebentar lagi akan ada hari besar keagamaan yang banyak dirayakan oleh orang-orang di Asia, yaitu Tahun Baru Imlek, maka jutaan orang di Asia banyak melakukan transaksi dengan Cryptocurrency.

Hal ini membuat coin Cryptocurrency tersebut beredar di pasaran sehingga nilainya menjadi turun karena mudah didapat.

Namun berbeda dengan harga saham, Cryptocurrency lebih mirip dengan hasil tambang seperti logam mulia, di mana harganya bisa kembali naik tanpa diduga. Tergantung dari seberapa banyak transaksi yang menggunakannya.

(BACA:Spesifikasi Sony Xperia Z5 Premium, Snapdragon 810 dan Layar Keren)

2. Peraturan baru di Jerman

Sedangkan untuk pasar Eropa, turunnya Cryptocurrency lebih banyak akibat peraturan baru yang akan digulirkan di Jerman.

Jerman sebagai salah satu negara terkuat di Eropa, terutama setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, akan mengeluarkan kebijakan terkait Cryptocurrency.

Mereka ingin mengatur peredaran Cryptocurrency secara global layaknya seperti kurs mata uang baru di level Internasional.

Untuk itu Jerman tidak akan mengizinkan peredaran Cryptocurrency jika belum ada persetujuan secara global yang menyepakati nilai tukar tetap untuk Cryptocurrency.

Masalahnya, belum ada itikad yang sama dari negara-negara lain, bahkan Tiongkok terkesan mengabaikan ajakan Jerman tersebut.

Akibatnya, peredaran Cryptocurrency di pasar Eropa pun melambat. Meskipun juga tidak melarangnya.

AtoZForex
AtoZForex

Cryptocurrency

3. Hukuman untuk trader Cryptocurrency di Korea Selatan

Salah satu negara yang paling maju di dunia dalam hal Cryptocurrency baru saja menetapkan kebijakan-kebijakan baru terkait Cryptocurrency.

Di mana para pemilik Cryptocurrency di Korea Selatan akan mendapatkan denda jika tidak segera menguangkannya ke mata uang Won Korea.

Peraturan baru tersebut baru berlaku di 2018 ini dan memiliki batas waktu sampai akhir bulan ini untuk menukarnya.

Dampaknya membuat coin Cryptocurrency membanjiri di pasaran, sehingga nilainya pun menurun.

(BACA:4 Hape Dengan Layar 4K Ini Layak Dilirik, Tampilannya Jernih Dan Tajam)

Apakah akan turun terus?

Sampai saat ini belum ada indikasi bahwa Cryptocurrency akan kembali naik. Tapi menurut prediksi, kemungkinan besar di akhir Februari akan terjadi tren baru di mana nilai tukar Cryptocurrency akan kembali naik.

Tapi nilai tukar pada saat itu bisa jadi sudah kembali ke nilai tukar sebelum mereka mulai meroket.

Jadi jika kamu memiliki coin, tidak ada salahnya untuk menukarnya jika nilai tukarnya di atas harga saat kamu beli.

Atau kalau kamu ingin terus memegangnya juga tidak ada salahnya, karena bisa jadi nilai Cryptocurrency ini kembali meroket ke nilai yang lebih tinggi lagi. (*)

Editor : Kama

Baca Lainnya