Nextren.com - Twitter merupakan salah satu media sosial yang memiliki jumlah pengguna aktif hingga ratusan juta orang.
Tidak heran karena perusahaan besutan Jack Dorsey ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2006 dan bisa disebut sebagai salah satu pioner media sosial.
Seiring berkembangnya media sosial lainnya seperti Instagram, TikTok, dan lainnya, Twitter pun turut memberikan pembaruan di layanannya.
Pada bulan Juni, Twitter memperkenalkan fitur untuk mempromosikan cuitan atau thread yang memiliki informasi penting di platformnya.
Baca Juga: Inilah 10 Kata Slang Saat Gaul di Twitter Yang Harus Kamu Tahu, Mutualan Yuk !
Fitur tersebut dihadirkan oleh Twitter karena dirasa dapat membangun komunikasi dan sosialisasi antar penggunanya di dalam satu informasi penting.
Selain itu, fitur itu pun menguji coba fitur lainnya untuk memberikan pengalaman lebih bagi penggunanya.
"Untuk membantu mempromosikan diskusi yang terinformasi, kami sedang menguji perintah baru di Android," tulis Twitter di akun resmi perusahaan (11/6).
Baca Juga: Twitter Uji Coba Tambahkan Fitur Untuk Mengedit Tweet, Seperti Apa Caranya?
"Saat anda me-Retweet artikel yang belum anda buka di Twitter, kami mungkin bertanya apakah anda ingin membukanya terlebih dahulu," lanjutnya.
Dari hasil uji coba itu nampaknya Twitter menemukan keberhasilan.
Melalui cuitannya pada hari Jumat (25/9), Twitter menyebutkan kalau idenya untuk membuat orang membaca artikel sebelum me-Retweet memiliki hasil positif.
Disebutkan kalau ada 40 persen pengguna yang membuka artikel setelah adanya pemberitahuan.
Baca Juga: Cara Mengetahui Siapa yang Unfollow Kita di Twitter Tanpa Aplikasi
Kemudian 33 persen lainnya diklaim membuka artikel terlebih dahulu sebelum menekan tombol Retweet.
Temuan terakhir menyebutkan kalau ada beberapa orang yang akhirnya malah tidak melakukan Retweet setelah membuka artikel.
Untuk laporan yang terakhir, Twitter menganggap bahwa pembatalan tersebut adalah sesuatu yang bagus.
Meskipun pengguna mengurungkan untuk meretweet, namun setidaknya para pengguna sudah membaca tweet tersebut.
Baca Juga: Video Bentakan Mahasiswa Senior Saat Ospek Viral di Medsos, Unesa Akui Kesalahan
"Artikel mudah menjadi viral di Twitter. Terkadang, ini bagus untuk berbagi informasi, tetapi juga dapat merusak wacana, terutama jika orang belum membaca yang mereka Tweet," ucap Director of Product Management Twitter, Suzanne Xie, dikutip dari TechCrunch.
Perubahan kecil yang terjadi di Twitter saat ini nampaknya akan bisa menjadi kunci perubahan sistem dari media sosial.
Sebab dengan adanya fitur ini, pengguna akan lebih teliti lagi sebelum benar-benar menyebarkan cuitan tersebut.
Baca Juga: Kasus Mutilasi yang Berawal Dari Aplikasi Kencan Tinder , Bikin Netizen Heboh di Twitter
Seperti yang kita tahu, media sosial telah menjadi media penyebaran berita bohong yang dilakukan oleh sejumlah oknum.
Penambahan fitur ini pun dapat membuat opsi baru untuk orang-orang memilih media sosial yang baik untuk digunakan.
Namun berbicara soal fitur, Twitter sampai saat ini masih belum menyematkan fitur tweet dengan suara pada pengguna Android.
Baca Juga: Twitter Hadirkan Fitur Yang Bisa Menjelaskan Mengapa Hastag Menjadi Trending
Padahal untuk perangkat dengan sistem iOS, fitur tersebut sudah tersedia sejak awal tahun.
Hal ini pun sempat mendapatkan beragam reaksi dari para pengguna Android di aplikasi Twitter.
(*)