Nextren.com - Penyebaran virus yang telah menjadi pandemi saat ini telah merambah hampir ke seluruh bagian dunia.
Sejumlah negara pun tengah berfokus untuk melawan virus berbahaya yang kurang lebih sudah berjalan selama 9 bulan.
Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara dan juga masyarakatnya.
Dengan begitu, perusahaan smartphone pun menjadi salah satu industri yang merasakan efeknya.
Baca Juga: Smartphone Asal Vietnam Ini Punya Kamera di Dalam Layar, Siap Rilis Bulan Depan!
Selama pandemi ini mungkin kamu kerap menemukan adanya kenaikan harga dari beberapa vendor smartphone di seri-serinya.
Langkah itu adalah salah satu perusahaan agar tetap bisa bertahan di tengah penurunan minat yang terjadi.
Namun dengan adanya kebijakan tersebut tentunya juga akan berpengaruh terhadap pasar penjualan.
Baca Juga: Dihambat AS, Pakar Teknologi Sebut Huawei Bisa Keluar Dari Pasar Smartphone
Menurut laporan IDC, saat ini permintaan smartphone lebih banyak hadir pada pasar kelas yang terjangkau.
Dilansir dari Gizchina, perusahaan analis itu menyebutkan kalau pada kwartal kedua (Q2) tahun 2020, konsumen lebih memilih gadget dengan harga murah.
Rentangnya sendiri dikatakan mulai dari sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 5 juta.
IDC juga menyebutkan kalau kondisi ini mencatatkan angka 60 persen di pasar smartphone global.
Baca Juga: Smartphone China Menguasai 70 Persen Pasar di Indonesia, Samsung Dikepung!
Ketertarikan pada perangkat di kelas menengah dikatakan terjadi di sejumlah wilayah seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, beberapa kawasan Asia-Pasifik.
Meski angkanya cukup tinggi namun hasil temuan IDC di Amerika Serikat justru berkata lain.
Amerika Serikat dikatakan menjadi wilayah yang masyarakatnya tidak menghemat pembelian perangkat smartphone.
Naiknya permintaan perangkat kelas menengah di AS terjadi pada perangkat dengan harga mulai dari Rp 3 jutaan.
Baca Juga: Smartphone China Menguasai 70 Persen Pasar di Indonesia, Samsung Dikepung!
Dengan begitu, segmen harga rata-rata di Amerika berada di angka Rp 5 juta sampai Rp 8 jutaan dengan kenaikan 11,6 persen.
Lebih lanjut IDC juga memprediksi kalau permintaan model dengan harga Rp 1,5 - 5 jutaan akan terus naik.
Alasannya karena konsumen sudah bisa merasakan jaringan koneksi 5G di smartphone kelas menengah.
Baca Juga: WhatsApp Kembangkan Pemindai Sidik Jari Untuk Login WhatsApp Web
Ungkapan ini pun sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Canalys beberapa bulan lalu.
Saat itu Canalys menyebutkan kalau adanya 5G telah membuat gebrakan yang cukup menarik perhatian konsumen.
Perusahaan riset tersebut menyebutkan kalau akan ada 278 juta smartphone 5G yang akan dijual tahun 2020.
Baca Juga: WiFi 5G Sudah Banyak Dipakai di Hape 4G, Ini Bedanya Dengan Jaringan 5G
Untuk tahun depan, pasar smartphone dengan koneksi tersebut juga disebutkan akan naik hingga dua kali lipat.
(*)