Perjuangan HappyFresh dan SimakOnline Selama Pandemi Memakai Cloud AWS

Rabu, 02 September 2020 | 15:00
Rafki

Gunawan Susanto (Country Leader, AWS Indonesia) saat menjelaskan hal terkait event AWS Pop-up Loft Jakarta.

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com -HappyFresh merupakan salah satu start up grocery yang mengaku bahwa layanannya menjadi meningkat selama pandemi Covid-19 di Indonesia.

HappyFresh dan Simak Online yang berfokus pada bidang pendidikan mencoba mempercayakan layananannya dengan cloud Amazon Web Service (AWS).

Simak Online merupakan solusi edukasi yang memampukan sekolah negeri maupun swasta untuk berpindah ke intrastruktur online atau daring.

Ketika Simak Online masih menggunakan solusi on-premises, musim ujian yang diselenggarakanserentak di banyak sekolah pun diwarnai dengan kendala teknis pada sistem, sehingga beberapa sekolah mau tidak mau harus menjadwalkan kembali ujiannya.

Baca Juga: Aident, Aplikasi Pendeteksi Kejahatan dan Aktivitas Mencurigakan

Simak Online dikenal juga dengan nama Si Pintar di provinsi DKI Jakarta.

Mengalami permasalahan tersebut, CEO dan Founder Simak Online, Rizki Akmanda, menyadari bahwa perusahaan harus cepat bermigrasi ke AWS.

Kapabilitas auto-scaling dari cloud AWS diceritakan menjamin Simak Online dapat scale up saat terjadi lonjakan kebutuhan, seperti pada masa ujian, dan juga scale down ketika kebutuhannya tidak terlalu tinggi agar dapat menghemat biaya.

Selain cloud, Simak Online juga menggunakan solusi firewall AWS WAF (Web Application Firewall) yang telah teruji ketangguhannya selama pandemi.

Baca Juga: Kamera Canon Kini Bisa Upload ke Google Foto Secara Otomatis

Adapun HappyFresh juga mengalami perubahan yang sangat drastis di masa pandemi walau ada beberapa keuntungan lainnya.

Sepanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB), HappyFresh mengalami lonjakan trafik hingga 10 kali lipat.

Lonjakan pada saat PSBB pun juga berbeda dengan pada saat promosi, yang biasanya hanya beberapa jam durasinya.

Dalam dunia e-commerce yang mengedepankan UX atau user experience (pengalaman pelanggan), downtime dapat menghadirkan pengalaman yang sangat buruk, sehingga harus dihindari sebisa mungkin.

Baca Juga: Google One Tawarkan Backup Data Gratis 15GB di Android dan iOS

Selain itu, AWS juga membantu HappyFresh menyediakan UX yang bersahabat lewat menyajikan fitur rekomendasi produk, diperkaya dengan teknologi machine learning Amazon SageMaker dariAWS.

Menurut Fajar A. Budiprasetyo, CTO dan Co-Founder HappyFresh, selain elastisitas dalam mengelola trafik yang signifikan, keuntungan lain yang didapatkan dari penggunaan cloud AWS adalah penghematan biaya.

Fajar mengatakan, AWS secara berkala mengirimkan tim solutions architect yang bertugas meninjau optimalisasi penggunaan cloud AWS sejauh itu.

Sehingga, biaya IT yang dipangkas pun dapat mencapai angka 50 hingga 60 persen.

Baca Juga: Sistem Smart City, Hybrid Cloud dan Big Data Indosat Ooredoo untuk Penanganan Pandemi Covid-19

Jajaran layanan dan solusi yang komprehensif di cloud AWS juga memungkinkan perusahaan untuk mengoperasikan tim IT yang lebih ramping karena semua urusan infrastruktur telah ditangani oleh AWS, terutama dengan adanya layanan managed services dari AWS.

AWS berkomitmen untuk mendukung ketangguhan dan keberlangsungan bisnis, khususnya dalammenghadapi pandemi.

Gunawan Susanto, Country Manager AWS Indonesia mengatakan, AWS memiliki DisasterResponse Team atau Tim Siaga Bencana yang turun ke lapangan dan turut membantu lembaga dari seluruh dunia untuk meringankan dampak yang disebabkan berbagai jenis bencana.

Mulai dari gempa bumi, angin topan, hingga kebakaran hutan dengan menggunakan kekuatan cloud.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mi Account di Hape Xiaomi, Segera Buat Yuk!

Dengan menerapkan prinsip yang sama, inisiatif tersebut juga telah diaplikasikan pada penanganan pandemi Covid-19.

Gunawan juga menginformasikan bahwa guna meringankan beban biaya yang perlu ditanggung,AWS juga mempunyai inisiatif yang bernama AWS Disaster Response Credits.

Ibarat penggunaan pulsa, AWS Disaster Response Credits dapat dibelanjakan untuk mengakses layanan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Insentif tersebut diberikan secara cuma-cuma kepada organisasi-organisasi yang berada di garis depan pertempuran melawan Covid-19, terutama mereka yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

Baca Juga: XL Axiata dan Google Cloud Kerja Bareng Alihkan 70 Persen Beban Kerja ke Cloud

Namun, perlu dipertimbangkan bahwa penghematan biaya bukanlah solusi satu-satunya maupunyang paling utama.

Yang menjadi pertanyaan terbesar adalah, bagaimana organisasi dapat bertahan hidup, bahkan setelah credits tersebut habis.

Organisasi wajib berpikir jauh ke depan tentang strategi keberlangsungan yang tepat serta bagaimana berinovasi dengan biaya yang relatif lebih rendah dan proporsional dengan kebutuhannya, disokong oleh arsitektur yang tepat pula.

Baca Juga: The NextDev Telkomsel dan Huawei Gelar Rangkaian Webinar Bertema 5G, Cloud, IoT, Big Data dan AI untuk bisnis

AWS memberikan solusi, seperti Amazon Workspace (desktop), Amazon Connect (contact center), Amazon Chime (untuk pertemuan virtual), dan Amazon Workdocs (untuk mengedit dokumen).

Layanan berikut dapat digunakan tanpa dikenakan biaya, asal akunnya terdaftar pada Free Tier.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto