Bos Bukalapak Beri Tips Berjualan Online Bagi Emak-emak Gaptek

Rabu, 12 Agustus 2020 | 17:31
iStockphoto

Ilustrasi jualan online

Nextren.com - Pandemi virus covid-19 memukul seluruh bidang, terutama pengusaha kecil (UMKM).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, saat memberikan sambutan peluncuran Sispreneur dari Sisternet XL - Axiata, menunjukkan data parahnya dampak pandemi covid-19 kepada UMKM.

Para pelaku UMKM ini mengalami penurunan penjualan, kesulitan bahan baku, distribusi terhambat, kesulitan permodalan hingga produksi yang menurun drastis.

Bahkan saat pandemi, penjualan secara offline atau tatap muka turun drastis dari 52.3 persen menjadi hanya 28.9 persen.Sementara Menteri Bintang juga melihat bahwa bisnis online malah bertumbuh pesat saat ini.

Baca Juga: Dukung Belajar Online, Huawei MatePad T8 Resmi Masuk Indonesia Seharga Sejutaan

Padahal menurut data Kemenkop dan UKM (2017-2018), sebanyak 99,99 persen usaha di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Selain itu, berdasarkan survei dari Bank Dunia (2016), ada lebih dari 50 persen usaha mikro dan kecil dimiliki oleh perempuan.

Selain untuk membantu ekonomi keluarga, pengusaha wanita ini memang dikenal tangguh dan teliti dalam menjalankan usahanya.

Data juga menunjukkan bahwa ada 61,2% pengusaha wanita terdampak negatif krn pandemi, dan 33.2 sangat negatif.

Baca Juga: Toshiba Menyerah Dari Bisnis Laptop Setelah 35 Tahun Bertahan, Susul Olympus yang Stop Bikin Kamera

Hal itulah latar belakang dibukanya program SisPreneur oleh CEO XL Axiata Dian Siswarini dan Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam peluncuran program Sispreneur.

Ini adalah program untuk wanita penggerak usaha mikro (UMKM) dengan target bisa menyiapkan produk yang baik, siap dipasarkan, dan siap dioperasikan secara digital dan lewat marketplace.

Program ini berjalan selama tiga bulan, dengan materi pelatihan bebas sesuai minat dan kemampuan pemilik UMKM.

Tak ada syarat apapun untuk mengikuti program Sispreneur ini, jadi tinggal download aplikasi dan menyimak materinya secara online dari mana saja.

Baca Juga: Selly, Aplikasi Keyboard Pintar Bisa Jadi Andalan UMKM Go Digital

Bukalapak
Bukalapak

CEO Bukalapak, Rachmat Kaimudin

Rachmat Kaimudin, CEO Bukalapak, yang juga hadir dalam acara tersebut memberikan tips untuk memulai berbisnis online di marketplace seperti Bukalapak.

Diawali dengan melihat tren dan permintaan, agar bisa memilih barang yang laku dijual.

Menurut Rachmat, saat ini orang lebih banyak tinggal di rumah, sehingga tentu butuh baju rumahan yang nyaman dipakai.

Bisa juga memilih produk pendukung yang bisa bikin betah di rumah, misalnya untuk membuat kue atau makan bersama.

Baca Juga: TikTok Bikin Platform Iklan Baru Untuk UMKM, Bisa Dapat Dana Rp 4,3 Juta

Penjual juga perlu memilih barang yang berbeda dengan penjual lain.

Caranya tidak harus dengan barang yang benar-benar berbeda, tapi bisa saja menggabungkan barang A dgn barang B yang menarik.

Emak-emak yang ingin berbisnis online saat ini juga beruntung karena ekosistem sudah makin lengkap, baik marketplace seperti Bukalapak atau situs edukasi seperti Sisternet.

Jadi mereka sehingga bisa mencoba-coba menjual beragam produk dengan sangat mudah.

Baca Juga: Olympus Akan Mundur Dari Pasar Kamera, Beralih ke Bisnis Komputer

Hal ini tentu sulit dilakukan jika secara offline, misalnya berjualan di pasar-pasar, yang membutuhkan kehadiran fisik.

Bahkan untuk bisnis online ini bisa pula tanpa modal, misal lewat dropshiping/reseller.

Rachmat Kaimudin juga memberikan tips bagi emak-emak yang punya produk bagus dan enak, namun gaptek dan tidak mengerti cara berjualan online.

Caranya adalah bergabung dengan komunitas merchant atau seller di Bukalapak yang tokonya sudah rapi dan sudah ramai.

Baca Juga: 3 Tips Bisnis Online Ala GoJek Agar Tetap Berkembang Saat Masa Pandemi

Jadi jika ada emak-emak yang punya produk bagus tapi skill menjualnya kurang, mereka bisa ikut belajar atau menitip berjualan produk.

Bahkan bagi pebisnis online yang sudah berjualan beberapa bulan dan butuh modal, maka disediakan juga akses permodalan lewat fitur Bukamodal, yaitu lewat fintech P2P.

Berbeda dengan jualan offline di pasar yang masih sangat melihat gender, misalnya laki-laki dianggap tidak pantas jual baju wanita, maka berjualan online tak ada bias gender seperti itu.

Baca Juga: Tertekan Corona, Garuda Indonesia Buka Bisnis Baru KirimAja Kurir Barang Berbasis Aplikasi

Baik pria atau wanita bebas menjual produk apa saja yang legal, tanpa harus khawatir pantas tidaknya mereka.

Selain itu, berjualan online juga bisa lebih fleksibel, berbeda dengan berbisnis offline yang harus ditunggui terus sepanjang hari.

Pelanggan online juga bisa datang dari seluruh Indonesia, dibanding membuka warung yang hanya bisa dibeli oleh tetangga di sekitarnya.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya