Kejahatan Siber Terus Mengintai, Milyaran Data Pengguna Terancam Dicuri

Selasa, 11 Agustus 2020 | 11:00
GridHOT

Lagi! Data Pengguna Aplikasi asal Indonesia Bocor dan Diperjualbelikan Secara Bebas

Nextren.com - Hacking merupakan kejahatan siber yang saat ini sering terjadi selama masa pandemi.

Sejumlah metode pun dipakai oleh para pelaku demi bisa mendapatkan data pengguna internet.

Menurut data analis, Phising dan Ransomware adalah dua metode yang kerap digunakan oleh para hacker.

Namun nampaknya hal itu akan terus berkembang dan lebih berbahaya bagi para korbannya.

Baca Juga: Bocor Lagi! 2,3 Juta Data Pribadi Warga Indonesia Dicuri, 200 Juta Terancam

Melansir dari Wired, dikatakan ada sekitar satu miliar atau lebih perangkat Android yang rentan terhadap peretasan.

Para hacker tersebut dikabarkan bisa mengeksploitasi data pengguna hanya dengan menggunakan kerentanan yang ada di chipset Digital Signal Processor (DSP) pada perangkat smartphone.

"Sementara chip DSP memberikan solusi yang relatif ekonomis yang memungkinkan telepon seluler menyediakan fungsionalitas yang lebih banyak, chip ini memperkenalkan sebuah serangan baru dan titik lemah pada perangkat seluler," ungkap perusahaan cyberscurity, Checkpoint.

Baca Juga: Ternyata Begini Proses WhatsApp Bisa Kena Hack Menurut Ahli Keamanan Digital

Kerentanan tersebut dapat dimanfaatkan saat target mengunduh video atau konten lain yang dirender oleh chipset.

Tak hanya itu, aplikasi yang tidak memerlukan izin sama sekali pun bisa menjadi salah satu aspek pencurian data.

Para hacker tersebut nantinya akan bisa memantau lokasi dan mendengarkan audio dari smartphone korban secara real-rime.

Mereka pun dikatakan bisa mengekstrak segala bentuk file seperti foto dan video.

Baca Juga: Situs Resmi DPR Sempat Offline, Anonymous Klaim Jadi Dalang Dibaliknya

Kembali melansir dari Wired, Checkpoint menjuluki kelemahan ini sebagai kerentanan Achilles.

Lebih dari 400 bug berbeda dilacak sebagai CVE-2020-11201, CVE-2020-11202, CVE-2020-11206, CVE-2020-11207, CVE-2020-11208 dan CVE-2020-11209.

Tanggapan Qualcomm

Sebagai salah satu perusahaan yang mengadopsi kemampuan chipset DSP, Qualcomm menanggapi laporan tersebut.

Perusahaan pembuat chipset tersebut mengatakan telah melakukan pembaruan secara berkala.

Baca Juga: Setelah Twitter Dihack, Youtuber Chandra Liow Juga Terkena Hacking

"kami bekerja dengan rajin untuk memvalidasi masalah dan menyediakan mitigasi yang sesuai untuk OEM," ungkap salah satu juru bicara perusahaan.

Qualcomm mengklaim kalau pihaknya tidak melihat bukti adanya eksploitasi yang terjadi para pengguna chipsetnya.

Seperti yang kita tahu, chipset Snapdragon milik Qualcomm merupakan perangkat pendukung yang tersematkan pada miliaran perangkat ponsel di seluruh dunia.

Baca Juga: Begini Cara Mengetahui Akun Media Sosial Kena Hack atau Tidak, Cek Sendiri Yuk!

Setidaknya 40 persen pasar ponsel dunia dikuasai oleh chipset Qualcomm tersebut.

Qualcomm mengimbau agar para konsumenya terus memperbarui perangkat saat patch tersedia dan hanya menginstal aplikasi yang ada di Google Play Store saja.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto