Zoom Akan Hentikan Penjualan di Tiongkok, Ternyata Ini Penyebabnya

Selasa, 04 Agustus 2020 | 16:00

Zoom

Nextren.com - Zoom merupakan platform telekonferensi yang menjadi andalan masyarakat dunia di tengah pandemi.

Bertemuan secara virtual di Zoom menjadi salah satu alternatif yang membantu kegiatan bagi beberapa lini kegiatan.

Kendati demikian, Zoom dikabarkan akan menghentikan penjualan aplikasinya di negara Tiongkok.

Melansir dari Zdnet, salah satu juru bicara Zoom mengatakan,"Model pasar masuk kami di Tiongkok telah memasukkan penjualan langsung, berlangganan online, dan penjualan melalui mitra."

Baca Juga: Cara Mematikan Mikrofon Secara Otomatis di Zoom Agar Tak Menganggu Rapat

Ia menjelaskan kalau rencana itu kemungkinan akan berlaku mulai tanggal 23 Agustus mendatang.

Lalu, apa alasan Zoom melakukan tindakan tersebut?

Diketahui kalau Zoom nantinya akan berfokus hanya untuk para mitra yang berlangganan saja.

Baca Juga: Cisco Webex Baru Hadirkan Background untuk Pengguna Saat Rapat Virtual

Jadi, para pengguna yang ingin memakai Zoom sebagai alat komunikasi, harus menggunakan pihak ketiga yaitu mitra-mitranya di berbagai wilayah Tiongkok.

Kembali mengutip dari Zdnet, ada tiga mitra yang saat ini disarankan oleh Zoom yaitu Bizconf Communications, Suirui Zhumu Video Conference dan Systec Umeet.

"Kami sekarang beralih ke model hanya mitra dengan teknologi Zoom yang tertanam dalam penawaran mitra," ucap jubir perusahaan.

"Rencana ini akan memberikan lebih baik dukungan lokal kepada pengguna di Tiongkok," lanjutnya.

Baca Juga: Inilah 8 Fitur di Google Meet yang Mirip Dengan Zoom, Benarkah Meniru?

Apa yang dilakukan oleh Zoom ini sebenarnya sudah dapat dilihat sejak bulan Mei lalu.

Pada bulan tersebut, Zoom dikatakan sudah mulai menjauhkan diri dengan Tiongkok dengan cara hanya mengizinkan pelanggan baru dengan bentuk perusahaan saja.

Intervensi dari Amerika

Spekulasi menyebutkan kalau kebijakan Zoom ini didasari oleh adanya tekanan dari Amerika Serikat.

Seperti yang kita tahu, AS sedang menaruh sentimen tinggi terhadap perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.

Meskipun Zoom adalah perusahaan yang didirikan di AS, namun latar belakang Eric Yuan, CEO Zoom yang memiliki darah Tiongkok menjadi salah satu indikatornya.

Baca Juga: Aplikasi Zoom Kebobolan Lagi, Kali Ini Pidato Wapres Ma'ruf Amin Dipenuhi Banyak Coretan

Pada bulan Juni, senator AS Josh Hawley dan Richard Blumenthal menekankan dalam surat tentang Zoom dan TikTok.

Tampaknya dua aplikasi tersebut dikembangkan oleh setidaknya tiga perusahaan di China, termasuk 700 karyawan di negara yang bekerja dalam penelitian dan pengembangan, dilansir dari Zdnet.

Baca Juga: Yuk Coba Facebook Messenger Rooms Pesaing Zoom, Sudah Bisa Dipakai di Indonesia Loh!

Diketahui juga kalau surat itu mengikuti laporan bahwa Zoom telah keliru menyajikan kunci enkripsi dari server di China kepada peserta di luar negara.

Bantahan CEO dan Founder Zoom

Eric Yuan, selaku CEO Zoom mengakui bahwa slip itu mungkin terjadi ketika platform tersebut dengan cepat menambah kapasitas ke wilayah Tiongkok untuk menangani peningkatan permintaan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Namun, Yuan menekankan bahwa data non-China hanya dialihkan ke China "dalam keadaan yang sangat terbatas".(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto