Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas
Nextren.com- Memasuki kuartal ketiga (Q3) tahun 2020, sejumlah perusahaan teknologi mulai memamerkan teknologi-teknologi terbaru.
Di awal tahun 2020, Indonesia merasakan kemampuan resolusi kamera terbaru 108MP yang hadir pada perangkat Galaxy S20 Ultra.
Hanya berselang beberapa bulan turut hadir pula smartphone dengan kemampuan serupa dari Xiaomi Mi 10 dan Mi 10 Pro.
Dapat disimpulkan kalau di kuartal pertama (Q1) lalu, persaingan pasar smartphone lebih didominasi pada segmen kamera.
Baca Juga: Samsung Galaxy S20+ Versi BTS Akan Masuk Indonesia, Ini Dia Harganya
Lalu, bagaimana dengan kuartal-kuartal selanjutnya?
Nextren melihat tren teknologi untuk sisa tahun 2020 ini cukup sulit untuk diprediksi.
Pasalnya beberapa perusahaan tengah membeberkan rencana teknologi apa saja yang akan dirilisnya di tahu ini.
Penasaran tren apa saja yang akan dipertontonkan oleh sejumlah perusahaan teknologi untuk tahun ini? simak yuk selengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Mi 10 Resmi Masuk ke Indonesia Jadi Flagship Termahal Xiaomi
1. Baterai Super Jumbo
Seperti yang kita tahu, saat ini beberapa pengguna smartphone memasukkan segmen kapasitas baterai sebagai salah satu yang dipertimbangkan.
Hal tersebut disebabkan oleh kondisi mobilitas smartphone yang tinggi sehingga membutuhkan daya tahan dengan durasi yang lama.
Kendati demikian, realme merupakan salah satu perusahaan yang sudah mengonfirmasi bakal merilis perangkat berkekuatan baterai 6.000mAh.
Selain itu, Samsung pun dikabarkan sedang mempersiapkan sebuah perangkat yang juga memiliki kapasitas baterai hingga 6.800mAh.
Namun, pihak Samsung masih belum memastikan secara resmi terkait rumor tersebut.
Baca Juga: Siap-Siap! realme Bakal Luncurkan Smartphone Baterai 6000mAh!
2. Pengisian Daya Super Cepat
Masih sedikit menyerempet soal baterai, tren teknologi yang mungkin bakal diperkenalkan dalam waktu dekat adalah Fast-Charging.
Kamu bisa melihat bahwa Oppo telah menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan teknologi fast-charging 125W.
Dengan daya sebesar itu, Oppo menunjukkan kalau baterai smartphone berukuran 4000mAh, dapat terisi hanya dalam waktu 20 menit saja dari 0 sampai 100%.
Baca Juga: Oppo Perkenalkan SUPER VOOC 125W, Charge Hape 20 Menit Langsung Penuh!
Namun teknologi pengisian daya yang cukup besar ini tentu saja menimbulkan isu tentang panas ataupun meledak.
Menurut keterangan PR manager Oppo Indonesia, Aryo Meidiantomenyebut kalau Teknologi 125W ini menggunakan voltase yang cukup rendah untuk menghantarkan listrik ke perangkat.
Lebih lanjut teknologi ini juga bakal dibawa oleh realme dengan kehadiran teknologi UltraDart dengan kekuatan 125W yang diklaim bisa mengisi baterai 33 persen hanya dalam durasi 3 menit untuk ponsel 4.000mAh.
Selain itu, Xiaomi pun sudah mendapatkan bocoran bakal merilis teknologi pengisian daya cepat itu sejak bulan lalu.
Baca Juga: Fast Charging 125W UltraDART realme, Mengisi 33 Persen Baterai 4.000mAh Dalam 3 Menit
3. Kamera
Untuk sisa tahun 2020 ini, nampaknya sektor kamera masih akan menjadi segmen persaingan bagi para vendor smartphone.
Tidak heran karena saat ini mayoritas pengguna smartphone kerap mengabadikan foto ataupun video menggunakan ponselnya.
Minggu ini, pasar Indonesia sudah diperkenalkan dengan teknologi Gimbal Stabilization yang dibawa oleh perangkat vivo X50 Pro.
Baca Juga: Unboxing dan Bahas Spek Lengkap vivo X50 Pro Seharga Rp 9,9 Juta
Teknologi tersebut berfungsi untuk memberikan stabilisasi yang lebih tinggi untuk memberikan hasil gambar yang tentunya lebih baik.
Meski begitu, Gimbal Stabilization ini hanyalah nama yang disematkan oleh vivo pada smartphonenya tersebut.
Tidak menutup kemungkinan kalau perusahaan lainnya akan membawa teknologi serupa namun dengan nama yang berbeda dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kilas Balik Variasi Kamera Selfie Oppo Reno yang Hadir di Indonesia
Nah, gimana sobat Nextren? sudah mulai terbayang kan akan seperti apa deretan ponsel canggih yang akan hadir di Indonesia pada tahun 2020?
Jangan lupa menabung untuk bisa mendapatkan smartphone dengan kekuatan baru ini ya.
Karena penggunaan teknologi baru tersebut kerap kali membuat perusahaan membanderol perangkat dengan harga yang relatif mahal.
(*)