Kisah Bos Bukalapak di Usia 33 Tahun Jadi Direktur Digital Telkom yang Beraset Rp 220 Triliun

Jumat, 19 Juni 2020 | 22:26

Fajrin Rasyid, President Bukalapak

Nextren.com - Pendiri dan CEO Bukalapak, Fajrin Rasyid, resmi diangkat menjadi Direktur Digital PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia menggantikan posisi Faizal Rochmad Djoemadi.

Adapun pada kuartal I-2019 lalu, total aset perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 219,11 triliun.

"Sekarang saatnya saya membantu Indonesia lebih maju lagi, dengan fokus untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia, bersama Telkom, Tbk."

"Saya berharap, pengalaman saya membesarkan bisnis startup hingga menjadi besar seperti sekarang, dapat membawa kontribusi untuk mengembangkan Telkom" kata Fajrin dalam keterangannya, Jumat (19/6/2020).

Baca Juga: EA Sports Resmi Umumkan Game FIFA 21, Rilis di PS5 dan Xbox Series X

Nama Fajrin sendiri tidak lagi asing dalam dunia digital.

Sebelum menduduk posisi tersebut, pria yang kini baru berusia 33 tahun ini, dikenal sebagai Presiden Bukalapak sejak tahun 2018 lalu.

Lantas, bagaimana perjalanan karir sebelumnya?

Baca Juga: EA Sports Resmi Umumkan Game FIFA 21, Rilis di PS5 dan Xbox Series X

Sempat berjualan mi ayam

Saat kuliah, Fajrin berteman dengan Ahmad Zaky yang merupakan founder dari Bukalapak.com.

Mereka menempuh pendidikan tinggi di kampus yang sama, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).

Keduanya merupakan teman satu asrama.

Awalnya, Fajrin dan Zaky mencoba mencari uang tambahan dengan iseng-iseng memulai bisnis berjualan mi ayam di asramanya.

Baca Juga: 3 Tips Bisnis Online Ala GoJek Agar Tetap Berkembang Saat Masa Pandemi

Fajrin menuturkan bahwa berjualan mi ayam saat itu sangat tidak mudah.

Setiap hari, dagangannya sepi pembeli sehingga mereka pun terpaksa menutup usaha tersebut.

"Saya dengan Zaky dulu pernah jualan mi ayam di depan asrama kampus kami, tapi jarang peminat, jadinya kami tutup" kata Fajrin sebagaimana diberitakan Kompas.com, Rabu (25/5/2016).

Baca Juga: Resiko Nomor Hape Mati yang Dijual Lagi: Dibanjiri Iklan Bahkan Rekening Dibobol

Menjadi bagian dari Bukalapak

Pada 2010, ia pun kemudian berhasil menyelesaikan pendidikannya di ITB dengan predikat Summa Cumlaude (IPK 4,0).

Fajrin berpisah dengan Zaky dan bekerja menjadi konsultan bisnis di Boston Consulting Group (BCG).

Dengan pemahamannya seputar manajemen bisnis, ia juga bekerja paruh waktu dengan membantu Zaky mengurus keuangan Bukalapak.com setelah berdiri.

Setelah itu, pada 2011, Fajrin memutuskan untuk keluar dari BCG dan menjadi bagian dari Bukalapak.

Baca Juga: Twitter Hadirkan Fitur Audio untuk iOS, Pengguna Android Ngambek

Menurutnya, tujuan didirikannya Bukalapak saat itu adalah karena e-commerce di Indonesia belum memiliki sistem pembayaran sendiri, sehingga dan Fajrin menilai itu tidak aman.

Oleh karena itu, Fajrin, Zaky, dan salah satu temannya di ITB, Nugroho, memiliki ide untuk membuat e-commerce dengan sistem pembayaran yang dapat menjamin transaksi pembeli dan penjual dengan aman.

Sebelum pada akhirnya menjabat sebagai Presiden Bukalapak pada 25 Juni 2018, Fajrin telah menjadi Chief Financial Officer selama tujuh tahun.

Prestasi lain Mengutip Kompas.com, 25 Juni 2018, pada tahun 2016, Fajrin juga pernah terpilih sebagai CFO of The Year versi majalah SWA.

Baca Juga: Ingin Geser Pelanggan 2G/3G ke 4G, Layanan VoLTE Telkomsel Diperluas

Selain aktif dan dikenal sebagai Co-Founder Bukalapak, ia juga aktif tampil di berbagai forum internasional.

Pada 2016, ia pernah terpilih sebagai Endeavour Entrepreneur.

Saat diangkat menjadi Presiden Bukalapak, Fajrin juga diketahui sebagai salah satu kandidat Ketua Umum IDEA (Indonesia E-Commerce Association).

Ketika itu, ia mengusung misi untuk menjadikan e-commerce sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi di Indonesia jika terpilih sebagai Ketua Umum IDEA.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Perjalanan Karier Fajrin Rasyid, dari Berjualan Mi Ayam hingga Jadi Direktur Digital Telkom" Penulis : Vina Fadhrotul Mukaromah

Tag

Editor : Wahyu Subyanto