Persaingan Kian Sengit, OVO dan DANA Sepakat Merger untuk Saingi GoPay

Senin, 15 Juni 2020 | 15:34
The Straits Times

Ilustrasi pembayaran dengan aplikasi keuangan.

Nextren.com - Persaingan perusahaan startup besar di Indonesia terus berlangsung dengan sengit.

Termasuk pula startup di bidang pembayaran digital (e-wallet), yang kini di Indonesia dikelola oleh GoJek, OVO, DANA, dan LinkAja.

Setelah berhembus sejak tahun lalu, kini muncul lagi kabar bahwa startup fintech terkemuka di Indonesia OVO dan DANA telah sepakat untuk merger.

Rencana merger tersebut dilakukan untuk mengurangi aksi bakar uang sekaligus menyaingi dompet digital lain, GoPay.

Baca Juga: Layanan Pengiriman Uang ke Luar Negeri Topremit, Perluas Layanan ke Inggris dan Eropa

Seperti diberitakan Bloomberg Sabtu (13/6), menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah ini, Ovo dan Dana mengesampingkan perbedaan dalam penilaian dan struktur perusahaan.

Pasalnya mereka punya tujuan yang sama, yaitu untuk menekan aksi 'bakar duit' yang kerap dilakukan dalam persaingan sesama start up.

Jika terlaksana, maka merger ini akan membuka peluang terbentuknya platform pembayaran digital terbesar di Indonesia.

Soalnya, OVO dan GoPay mengklaim sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Oppo A92 Disney dan Pixar Toy Story Bundling Bisa Dibeli di Tokopedia

Para pemain e-wallet di Indonesia telah terperosok dalam pertempuran untuk memimpin pasar digital, seperti dilansir dari Bloomberg.

Maka Gojek bergerak cepat untuk memperluas layanan keuangannya dengan menggandeng Facebook dan PayPal untuk memperkuat bisnisnya.

Termasuk pula yang terbaru adalah peluncuran investasi emas di GoJek.

Namun masih menurut sumber tersebut, penandatanganan perjanjian ditunda karena wabah virus corona dan akan segera terlaksana setelah detil perjanjian dilakukan, meski syarat dan waktunya bisa berubah.

Baca Juga: Mendingan Beli PS4 atau Tunggu PS5? Ternyata PS4 Banyak Nilai Lebihnya Loh!

Sebagai informasi, Ovo merupakan bagian dari SoftBank Group Corp, sedangkan saham di Indonesia dikuasai oleh grup Lippo.

Ovo juga didukung oleh Grab Holdings Inc. yang berbasis di Singapura, dengan pendukung utamanya adalah SoftBank.

Sementara Dana didukung oleh afiliasi dari Alibaba Group Holding Ltd.

Adapun investor Gojek lebih banyak lagi, termasuk dari Facebook Inc. dan PayPal Holdings Inc.

Baca Juga: 5 Smartphone Dengan Layar AMOLED Terbaik Mulai Harga Rp 3 Jutaan

Rencana merger antara Ovo dan Dana ini akan mempererat aliansi antara SoftBank dan Alibaba.

Mereka akan bisa menggabungkan pasar pembayaran digital Indonesia sehingga pemain utama menjadi lebih sedikit.

Jika kesepakatan merger ini selesai, maka merger ini akan membantu Grab bersaing dengan pesaingnya di Indonesia, yaitu Gojek, dalam layanan pembayaran digital.

OVO dan DANA melihat pembayaran digital sebagai cara penting untuk mendapatkan pelanggan, sebelum menawarkan serangkaian produk keuangan lainnya, yang bertujuan membantu perusahaan mencetak untung.

Baca Juga: Waduh! BOE Gagal Lulus Tes Uji Coba Layar OLED Untuk iPhone 12

Kesepakatan ini akan mengakhiri negosiasi kontrol dan penilaian yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Namun menurut orang yang akrab dengan masalah tersebut, Ant Financial, afiliasi jasa keuangan Alibaba di belakang DANA, enggan menyerahkan kendali bisnisnya di DANA.

Pasalnya, Ant Financial berambisi memperluas bisnisnya di seluruh Asia Tenggara, dan telah mempunyai mitra lokal di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Di bawah struktur yang diusulkan dalam merger tersebut, Ant akan tetap menjadi pemegang saham dalam entitas yang dimerger.

Baca Juga: Adobe Photoshop Camera Segera Hadir, Berbasis AI dan Bertabur Filter Keren

Sedangkan beberapa pemegang saham utama akan terpangkas kepemilikan sahamnya, ujar salah satu sumber.

Head of Public Relations OVO, Sinta Setyaningsih yang dikonfirmasi Kontan (13/6), menyebutkan bahwa pihaknya belum bisa menanggapi rumor yang beredar tersebut.

“Saat ini kami (OVO) belum bisa memberikan tanggapan terkait rumor yang beredar di market,” ujar Sinta.

Hal senada juga dinyatakan oleh PT Espay Debit Indonesia sebagai operator DANA, yang juga menyatakan belum bisa memberikan komentar terkait rencana merger tersebut.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto