Smartphone 5G Mencapai 24 Juta Unit di Kwartal Pertama 2020, Samsung Dikepung Huawei, Vivo, Xiaomi dan Oppo

Jumat, 15 Mei 2020 | 11:32
Oppo

uji pangillan 5G dari Oppo Reno 5G dan telkomsel

Nextren.com - Meskipun perlambatan ekonomi terkait dengan virus corona, minat konsumen pada teknologi seluler 5G tampaknya tidak surut.

Bukti terbaru datang dari firma riset pasar Strategy Analytics, yang melaporkan bahwa pengiriman ponsel 5G pada kuartal pertama 2020 saja melampaui semua pengiriman ponsel 5G tahun 2019, sebagian besar berkat permintaan yang kuat dari konsumen Cina.

Laporan ini menunjukkan bahwa smartphone 5G sama pentingnya bagi konsumen akhir dan bisnis, karena menunjukkan penerimaan secara luas dari standar seluler generasi berikutnya.

Dengan menikmati manfaat kecepatan 5G yang sangat besar, permintaan tinggi ini kemungkinan akan berlanjut, terlepas dari pandemi tersebut, seperti dilansir dari Venture Beat (28/4).

Baca Juga: Oppo Berikan Diskon Service HP Lewat Program We Care Bagi Petugas Medis

Vendor smartphone telah mengirimkan 24,1 juta ponsel 5G selama kuartal pertama 2020, angka ini hampir 29% lebih banyak perangkat daripada jumlah 18,7 juta yang dikirimkan sepanjang tahun 2019.

Ternyata permintaan smartphone 5G paling kuat berada di Cina, meskipun ada gangguan signifikan yang ditimbulkan oleh COVID-19 selama kuartal tersebut.

Tingginya permintaan 5G ini berkat peluncuran cepat jaringan 5G mid-band di seluruh negeri China hingga akhir 2019 dan menimbulkan permintaan konsumen untuk smartphone baru yang lebih cepat.

Strategy Analytics juga mencatat pertumbuhan permintaan 5G yang berkelanjutan di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.

Baca Juga: 5 Wireless Headphone Terbaru Sony Untuk Menemani Kegiatan di Rumah

Pembangunan menara 5G telah bergerak maju di setiap negara, meskipun ada gangguan pandemi corona virus, karena teknisi menara terus bekerja di luar ruangan untuk memasang BTS baru.

Padahal dalam beberapa kasus mereka harus menghadapi teori konspirasi 5G yang menganggap menara 5G menjadi penyebab pandemi corona.

Gara-gara teori konspirasi ini, bahkan di berbagai tempat termasuk di Inggris, sudah ada sekelompok orang yang membakar menara BTS 5G ini.

Kini rumah sakit, universitas dan bisnis, mulai mengandalkan 5G untuk melakukan telekonferensi berkecepatan tinggi dan beragam aplikasi yang perlu bandwidth besar.

Baca Juga: Pemerintah Minta Asosiasi E-Commerce Bisa Tingkatkan Keamanan Data

Venture Beat
Strategy Analytics

Marketshare smartphone 5G Global Q1 2020

Pengiriman smartphone 5G ini tentu dibantu oleh rilis Samsung model Galaxy S20 selama kuartal pertama 2020, yang semuanya berkemampuan 5G, berkat chipset Qualcomm dan Samsung.

Perusahaan Korea Selatan itu memimpin penjualan dengan mengirimkan 8,3 juta smartphone 5G di seluruh dunia selama kuartal pertama 2020 ini, alias sebesar 34,4% dari total penjualan smartphone 5G dunia.

Sebagai perbandingan, vendor smartphone Huawei asal China menjual hampir semua 8 juta perangkat 5G di negara asalnya, setelah mengalami kesulitan terkait keamanan saat memperluas penjualannya di negara lain.

Huawei memimpin pasar Cina dan berada di peringkat 2 secara global dengan pangsa 33,2%, dengan cara menyediakan chipset dan modem 5G buatan sendiri.

Baca Juga: Donald Trump Perpanjang Durasi Pemblokiran Huawei Hingga Tahun 2021

Tiga vendor Cina lainnya - Vivo (12%), Xiaomi (10,4%), dan Oppo (5%) - secara bersama telah mengirimkan 6,6 juta perangkat, sebagian besar memakai chipset Qualcomm Snapdragon.

Strategy Analytics mengharapkan pengiriman 5G akan "terus berkembang secara dramatis pada tahun 2020," berkat permintaan dari Tiongkok, namun tidak ada prediksi lebih lanjut untuk wilayah lain.

Strategy Analytics
Strategy Analytics

Pengiriman hape 5G global kwartal 1 2020

Lembaga riset meramalkan November lalu bahwa Apple akan memimpin dalam pengiriman smartphone 5G pada tahun 2020, berdasarkan pada pengenalan iPhone 5G pertama pada kuartal ketiga tahun lalu.

Tetapi pandemi corona ini telah menempatkan proses produksi Apple lebih lambat sebulan dari jadwal normal, sehingga berpotensi menunda prediksi penjualan itu. (*)

Editor : Wahyu Subyanto