Cara Mengembalikan Akun Yang Terkena Hack di Bukalapak dan Pencegahannya

Rabu, 06 Mei 2020 | 19:00
Polygon

Keamanan Two Factor Authentication yang paling aman saat ini berhasil dibobol oleh hacker Iran.

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com - E-commerce Indonesia kini tengah dibicarakan tentang kebocoran data penggunanya, termasuk Tokopedia dan BukaLapak.

Namun dari Tokopedia dan BukaLapak dapat memastikan bahwa data pengguna yang mereka miliki masih aman.

Walau begitu Tokopedia bersama Kemenkominfo dan BSNN masih tetap menyelidiki dan mengevaluasi kasus tersebut.

BukaLapak pun membuka diskusi terbuka bersama dengan Alfons Tanujaya Pengamat Sekuriti Vaksincom tentang Tips Aman Belanja Online di Tengah Maraknya Pencurian Data Pribadi.

Baca Juga: Tanggapan Pengamat Teknologi NTT Terkait Bocornya Data di E-Commerce

Dalam diskusinya Alfons memberitahu bahwa menggunakan password manager untuk menyimpan dan memasukan password itu sangat memudahkan pengguna.

Password manager merupakan software atau aplikasi yang disediakan untuk dekstop dan smartphone dan bisa digunakan dengan mudah.

Bila disuruh memilih antar two factor authentication (2FA) atau password manager, maka Alfons mengatakan bahwa 2FA lebih kuat.

Namun Alfons lebih menganjurkan pengguna untuk memiliki keduanya, baik 2FA maupun password manager.

Baca Juga: Startup Jual Beli Produk Muslim Evermos, Diguyur Investasi Rp 115 Miliar

Pasalnya, 2FA bisa memberi keamanan lebih terhadap akun dan memerlukan verifikasi, baik lewat SMS, WhatsApp, Google, dan Token.

Urutan verifikasi dengan tingkat keamanan rendah hingga tinggi adalah lewat SMS, WhatsApp, Google dan yang paling aman adalah Token.

Token ini membutuhkan perangkat terpisah yang memunculkan kode secara random setiap beberapa detik, dan biasa dipakai di rekening bank seperti bank BCA atau bank Mandiri.

Bukalapak

Bagaimana jika akun kena hack?

Kemudian Rachmat Kaimuddin, selaku CEO BukaLapak ikut memberitahu cara pengguna yang akunnya terkena hack.

Ia menjelaskan dalam hal tersebut bisa dilihat dari kasusnya terlebih dahulu.

Bila kasusnya seperti pengguna mendapat email berupa akunnya ingin dimasuki terlebih dahulu maka peretas hanya tahu email saja.

"Jika begitu, maka pengguna cukup mengganti password,"jelas Rachmat, (6/5).

Baca Juga: Tips Amankan Data Pribadi di Platform Digital: Jangan Terlalu Jujur!

Nah, bila kasusnya pengguna sudah tidak bisa ke dalam akun, maka jika hal itu terjadi di BukaLapak maka pengguna cukup mengumpulkan bukti dan mengirim ke Bukalapak.

Proses pembuktian akun ini bisa menjadi lebih mudah ketika pengguna mengalami peretasan di akun platform yang ada di Indonesia.

Lain halnya jika pembuktian harus dilakukan di platform luar seperti Amazon, Aliexpress dan sebagainya, yang akan jauh lebih sulit.

Baca Juga: Cara Mengganti Password Twitter, Penting Dilakukan Secara Berkala

Citra E-commerce Turun

Adanya informasi terkait dengan kebobolan data di Tokopedia dan BukaLapak, citra e-commerce mungkin saja bisa berubah dimata masyarakat, menjadi kurang percaya.

Padahal menurutRachmat, kepercayaan pengguna sangat penting agar pengguna tetap mau menggunakan layanan e-commerce seperti mereka.

Untungnya Rachmat mengakui sudah memiliki cara agar pengguna kembali percaya dengan platformnya.

"Kita selalu coba mengkomunikasikan dan membuktikan tingkat keamanan yang sudah dimiliki oleh platform," ujar Rachmat.

Selain hal tersebut, ia juga akan mencoba mengedukasi penggunanya dalam hal mengamankan akun secara mandiri.

Baca Juga: Tips Membuat Password Akun yang Kuat Dari Mozilla Bagi Pengguna Internet

Selain mengedukasi pengguna, BukaLapak juga akan meningkatkan peforma dan merubah service di platformnya.

Bagi pengguna yang sering melihat informasi tentang adanya kebocoran data, dianjurkan untuk tidak perlu terlalu panik.

"Bagi netizen yang masih khawatir, jangan panik, dan jangan percaya kepada broadcast-broadcast yang ada."

"Kita harus mencari terlebih dahulu informasinya, 2FA pun juga harus diaktifkan, karena terkadang adanya provider yang ceroboh," tutup Alfons.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto