Ketua YLKI: Ini Penyebab Naiknya Tagihan Listrik yang Dikeluhkan Netizen

Senin, 04 Mei 2020 | 16:00
dok. PLN Samarinda

(ilustrasi) Meteran listrik

Nextren.com - Netizen ramai menjerit terkena kenaikan tagihan biaya listrik di rumahnya masing-masing.
Ada yang terkena tagihan 30%, 50% bahkan ada yang 200% lebih tinggi dari biasanya.
Hal ini tak lepas dari pengamatan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI), Tulus Abadi.
Tulus mengatakan meski sudah ada penegasan tidak ada kenaikan tarif listrik dari manajemen PLN, namun fakta di lapangan banyak pelanggan yang melaporkan adanya kenaikan tagihan listrik.
Baca Juga: Tokopedia Menanggapi Data Pembayaran Pengguna yang Bocor Akibat Hack
Kenaikan tagihan tersebut beragam, sekitar 20 hingga 30 persen, bahkan sampai dua kali lipat.
Menurutnya, ada beberapa penyebab kenaikan tagihan listrik yang dirasakan oleh banyak pelanggan, tidak terkecuali di rumahnya.
2. Efek work from home (WFH)
Pertama, adanya work from home (WFH) yang membuat peningkatan penggunaan listrik selama di rumah.
"Efek dari work from home, konsumen ada peningkatan penggunaan listrik selama di rumah, seperti untuk kipas angin, nonton TV, bahkan AC," kata Tulus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/5/2020).
Tulus menyebut kenaikan tersebut bisa mencapai 20-30 persen dari biasanya.
Baca Juga: Samsung Galaxy A31 Resmi Dijual 5 Mei di 7 E-Commerce, di Lazada Sudah Ada Harganya Loh
2. Tak ada petugas pencatat meter
Penyebab kedua menurut Tulus adalah tidak adanya petugas pencatat meter PLN ke rumah konsumen, sehingga PLN menggunakan formulasi tertinggi.
"Efeknya pada kenaikan tagihan karena ada kenaikan pemakaian kWh listrik," jelas dia.
Karenanya, YLKI menyarankan kepada masyarakat agar melapor ke PLN untuk meminta klarifikasi jika kenaikannya lebih dari 30 persen, bahkan 50 persen.
Sebab, apabila kenaikan mencapai 50 persen, Tulus menyebut kemungkinan besar ada kesalahan dari pihak PLN.
Baca Juga: Xiaomi Redmi Note 9 Resmi Meluncur Seharga Rp 3 Juta, Punya Quad Camera 48MP dan Baterai 5020mAh
"Tapi jika hanya 20-30 persen kenaikannya dari biasanya, itu masih normal karena efek work from home," kata dia.
Seperti diketahui, sejumlah platform media sosial diramaikan dengan keluhan warganet soal kenaikan tarif listrik yang secara tiba-tiba dalam beberapa waktu terakhir.
Kenaikan tarif tersebut dirasakan oleh warga pengguna listrik non-subsisi.
Pihak PLN sendiri telah merespons kabar tersebut dan menegaskan bahwa tak ada kenaikan tarif listrik sejak 2017.
Baca Juga: Samsung Galaxy Fold 2 Akan Tampil Berbeda, Dengan Kamera Berputar
"Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya."
"Bahkan sejak tahun 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan," tutur Executive Vice President Corporate Communcation and CSR, I Made Suprateka.
Penangguhan pencatatan stand meter
Kendati demikian, keluhan warganet soal kenaikan listrik yang secara tiba-tiba ini pun masih terus mengalir.
PLN telah juga menangguhkan sementara proses pencatatan dan pemeriksaan stand meter bagi pelanggan pascabayar.
Baca Juga: Bos Amazon Panen Uang! Kekayaannya Tembus Angka 2.137 triliun Rupiah!
Sebagai gantinya, untuk mulai rekening bulan Mei 2020, PLN telah menyiapkan layanan melalui WhatsApp terpusat bagi pelanggan yang ingin melaporkan angka stand dan foto kWh meter.
Laporan dari pelanggan tersebut nantinya akan menjadi dasar perhitungan tagihan listrik pelanggan setiap bulannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berikut Analisis YLKI soal Membengkaknya Tarif Listrik yang Dikeluhkan Masyarakat" Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya