Nextren.com - Zoom adalah aplikasi telekonferensi terpopuler yang sedang mengalami masalah selama pandemi.
Untuk kamu yang menggunakan aplikasi tersebut pasti sudah tau apa itu Zoombombing.
Hal tersebut merupakan penyusupan para hacker ke dalam ruang meeting dan menyebarkan konten mesum dan ancaman.
Tak hanya itu, Zoom juga memiliki masalah dimana data para pengguna dapat dicuri oleh para peretas aplikasi.
Baca Juga: Bahaya! 500.000 Lebih Akun Zoom Dicuri dan Terjual di Web Gelap
Dilaporkan kalau ada lebih dari 500.000 akun pengguna yang dijual oleh hacker di dark web seharga 0,002 USD per-akun.
Pihak Zoom juga sudah mengakui bahwa hal tersebut memang terjadi dan menjadi kelalaian dari perusahaan dan mereka berjanji akan menyelesaikan masalah keamanan tersebut dalam jangka waktu 90 hari.
Maka dari itu, perusahaan milik Eric Yuan itu dikabarkan telah merekrut mantan Kepala Keamanan Facebook untuk memperbaiki citra Zoom.
Melansir dari Gizmodo, upaya ini nampaknya membuahkan hasil karena Zoom mengumumkan ada pembaruan aplikasi pada Rabu kemarin (22/4).
Baca Juga: Saingi Larisnya Zoom, Skype Promosi Bisa Dipakai Tanpa Harus Download Aplikasi
Zoom mengatakan kalau update tersebut mencakup dukungan untuk enkripsi ACM 256bit GCM serta fitur yang membuat pengendalian aspek keamanan aplikasi yang lebih intuitif.
Oded Gal, selaku Chief Produt Officer Zoom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, perubahan minggu ini dimaksudkan untuk membantu jutaan pengguna baru yang berbondong-bondong ke layanan menemukan alat keamanan yang diperlukan saat menggunakan layanan.
"Saya paling bersemangat tentang ikon Keamanan di bilah menu rapat," kata Oded seperti yang dikutip dari Gizmodo.
"Dari jaringan kami hingga fitur yang kami setel hingga pengalaman pengguna kami, semuanya dilakukan melalui pengawasan ketat," lanjutnya.
Baca Juga: Cara Hindari Penyusup di Zoom Seperti Dialami Dewan TIK Nasional
Dengan adanya pembaruan keamanan 5.0 ini diketahui memang Zoom telah memiliki fitur baru seperti report pengguna, fitur ruang tunggu, dan kata sandi ruang pertemuan secara default.
Pada sebuah pernyataan, Eric Yuan selaku Founder dan CEO Zoom juga mengatakan kalau ini hanyalah sebuah permulaan.
Kedepannya aplikasi telekonferensi ini akan terus melakukan pembaruan yang lebih aman bagi para penggunanya.
Baca Juga: India Resmi Menolak Penggunaan Zoom Seperti 4 Negara Lainnya
Apakah dengan adanya pembaruan ini, perusahaan dan negara yang sempat melarang penggunaan Zoom akan kembali memakai aplikasi telekonferensi ini lagi?
Beberapa waktu lalu memang perusahaan seperti Google dan SpaceX telah melarang karyawannya untuk menggunakan Zoom.
Baca Juga: India Resmi Menolak Penggunaan Zoom Seperti 4 Negara Lainnya
Selain itu, negara seperti India dan Taiwan juga sudah memberlakukan peraturan resmi untuk tidak menggunakan aplikasi Zoom bagi para anggota parlemennya.
Pelarangan yang dilakukan oleh kedua negara tersebut beralasan untuk mengamankan data rahasia negara dari kebocoran para peretas.
(*)