Ramalan Tahun 2018 – Blockchain Akan Merajai Bisnis di Indonesia

Minggu, 17 Desember 2017 | 08:00
Varchev

Teknologi Blockchain akan merajai bisnis di tahun 2018

Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.grid.id – Tahun 2018 akan tiba sebentar lagi, berbagai macam prediksi dan harapan pun muncul menjelang pergantian tahun.

Salah satunya berupa ramalan terkait perkembangan teknologi di tahun 2018 nanti.

(BACA:Tahun 2018 Besok, 75 Kota di Indonesia Akan Menjadi Smart City)

Dimension Data sebagai salah satu pakar terkait sekuriti data dan layanan pengolah data, menyatakan bahwa salah satu hal yang akan menarik perhatian bisnis di Indonesia adalah Blockchain.

Blockchain sebenarnya adalah teknologi yang sudah berkembang selama beberapa tahun. Namun namanya menjadi sering disebut setelah terjadinya booming Bitcoin di paruh kedua tahun 2017 ini.

Bitcoin merupakan salah satu wujud teknologi dari Blockchain. Bitcoin sendiri menjadi pusat perhatian setelah nilai tukarnya yang meroket sampai ribuan persen!

Blockchain sendiri merupakan teknologi yang terbukti transparan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

(BACA:Mau Lebih Bebas Pakai iPhone? Jailbreak Saja, Tapi Tanggung Sendiri Akibatnya)

Blockchain bersama dengan kepintaran buatan, mesin pembelajaran, robotik, dan teknologi augmented reality, memiliki potensi untuk mengganggu dan mengubah bentuk bisnis digital pada tahun 2018.

Perusahaan yang tidak segera memulai investasi pada siklus digital memiliki resiko tinggi untuk tertinggal dan kalah bersaing.

Ini harus menjadi perhatian yang tidak kalah penting, dan menjadi fokus utama banyak perusahaan yang akan go-digital, selain faktor keamanan siber.

Seperti halnya Bitcoin yang memiliki potensi besar untuk mengganggu dan mengubah keuangan dunia, bisnis, dan masyarakat dengan menggunakan beragam aplikasi.

Pixabay
Pixabay

Bitcoin merupakan salah satu contoh teknologi Blockchain

(BACA:REVIEW - Star Wars The Last Jedi, Pesan Disney Buat Fans Star Wars)

Ettienne Reinecke, Dimension Data Group Chief Technology Officer, mengatakan Blockchain menjadi semakin kuat belakangan ini sebagaimana telah diramalkan sebelumnya.

Di sektor keuangan, pasar modal Amerika Serikat dan Eropa berpindah menggunakan platform Blockchain, dan terjadi aktivitas yang serupa di pasar seperti Jepang.

Menjadi sangat ironis melihat pelaku kejahatan siber yang menyebarkan ransomware WannaCry yang dapat menyandera aset pemerintah dengan meminta bayaran Bitcoin.

Bitcoin bisa jadi merupakan mata uang yang ter-enkripsi (crypto-currency), tapi basisnya adalah Blockchain, dan apabila pelaku kejahatan siber sadar akan keamanan yang bisa mereka dapatkan dari pembayaran melalui Bitcoin dalam pembayaran tebusan, hal ini menunjukkan betapa amannya pendekatan pendistribusian buku besar.

Blockchain memiliki potensi untuk mengubah konsep keamanan siber, tapi industri harus mengerti seperti apa Blockchain bekerja.

(BACA:Review - Vivo V7, Hape Kamera Selfie 24 MP dengan Harga Rp 3 Jutaan)

Peran Blockchain menjadi penting karena bisa mengamankan sektor yang tidak diperhatikan seperti ini.

Andy Cocks, Chief Technology Officer Dimension Data Asia Pacific menguatkan penjelasan Reinecke. Blockchain memiliki kemampuan untuk mengganggu dan mengubah keuangan dunia, bisnis, dan masyarakat. Tetapi perusahaan yang tidak segera memulai siklus investasi yang akan memiliki resiko paling besar untuk terganggu.

Sedangkan di Indonesia, menurut Hendra Lesmana selaku Country General Manager Dimension Data Indonesia hal serupa juga akan terjadi.

Meskipun ada kendala pada ketidaktahuan atau perlu pembelajaran oleh pemerintah untuk mengkaji lebih jauh tentang teknologi Blockchain ini. Seperti pernyataan beberapa pihak yang sudah menyatakan menolak penggunaan Bitcoin di Indonesia.

Namun, menurut Hendra hal tersebut bisa segera diatasi karena teknologi Blockchain tersebut justru akan membantu pengawasan yang desentralisasi. Sebagai contoh, bank akan lebih mudah melakukan pengawasan karena semua transaksi dengan blockchain akan transparan dan terpusat.

(BACA:Review – Huawei Nova 2i, Hape 4 Kamera Hanya 3 Jutaan)

Singkat kata, para pelaku bisnis di Indonesia jika tidak ingin ketinggalan dalam persaingan agar segera mengadopsi teknologi Blockchain yang booming ini.(*)

Editor : Kama

Baca Lainnya