Tahun 2018 Besok, 75 Kota di Indonesia Akan Menjadi Smart City

Sabtu, 16 Desember 2017 | 19:54
Flickr

Smart City

Nextren.grid.id -Teknologi senantiasa selalu berkembang demi mempermudah umat manusia dalam menjalani hidupnya sehari-hari.

Termasuk teknologi untuk pemerintahan dalam melayani kebutuhan dari warganya. Teknologi yang dapat menjawab pemasalahan umum dalam kependudukan.

(BACA:Hape Andromax Feature Phone Akan Disertai Browser Opera Mini)

Pada tahun 2045, diprediksi sebanyak 82,37 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan.

Kecenderungan ini harus bisa diantisipasi pemerintah daerah agar terhindar dari masalah perkotaan seperti kemacetan, kepadatan penduduk, dan kriminalitas.

Salah satunya adalah menjadismart city, alias kota yang aktif memanfaatkan teknologi untuk melayani warga dan menjawab permasalahan yang ada.

Saat ini, sudah banyak kota dan kabupaten yang berinisiatifmelakukan inisiatifsmart city. Namun harus diakui, masih banyak kota/kabupaten yang belum melakukannya sehingga terjadi ketimpangan antar daerah.

Karena itulah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Departemen Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian PUPR, dan Kantor Staf Kepresidenan melakukan Gerakan Menuju 100 Smart City.

Melalui gerakan ini,pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah dalam membuatmaster plansesuai dengan kebutuhan maupun potensi tiap kota.

(BACA:REVIEW - Star Wars The Last Jedi, Pesan Disney Buat Fans Star Wars)

Gerakan Menuju 100 Smart City ini sudah dilakukan sejak tahun 2017 ini dengan melibatkan 25 kota/kabupaten. Di tahun 2018, rencananya akan ada 75 kota/kabupaten lagi yang akandipilih untuk ikut gerakan ini.

Semuel Abrijani Pangerapan (Dirjen Aptika Kementerian Kominfo) mengatakan implementasi Smart City memang belum merata di Indonesia. Smart City itu bukan sekadar memasang WiFi gratis di pelosok kota, melainkan melayani kebutuhan rakyat seutuhnya.

Pemerintah berharap 100 kota Smart City itu bisa menjadi contoh kota-kota lainnya untuk berani mewujudkan solusi Smart City di kotanya.

6 Pilar Smart City

Dalam gerakan itu, Kominfo membimbing 100 Kota/Kabupaten terpililh untuk merencanakan pengembangan Smart City di daerah masing-masing dengan memperhitungkan tantangan maupun potensi daerah.

Solusismart citymemiliki enam pilar yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.

Dari gerakan tahap pertama, tercetus beberapa inisiatif terkait pemanfaatan teknologi untuk pelayanan masyarakat. Contohnya pembangunan sistem pelaporan,pembangunan jaringan, strategi memajukan pariwisata daerah, sampai peningkatan UMKM lewate-commerce.

"Gerakan ini hadir dengan cara membimbing pemerintah daerah atau kota membuat programsmart citydengan melakukan empat kali bimbingan teknis" kata Elwin Siregar (Magazine Group Director Kompas Gramedia) menjelaskan teknis gerakan ini.

InfoKomputer
InfoKomputer

Semuel Abrijani, Dirjen Aptika Kemenkominfo

(BACA:Review - Vivo V7, Hape Kamera Selfie 24 MP dengan Harga Rp 3 Jutaan)

Parameter Pemilihan Kota

Sebagai media yang fokus pada pemanfaatan teknologi di semua institusi, InfoKomputer berkomitmen membantu Kominfo dengan cara mewartakan inspirasi kisah sukses perkembangansmart citydi setiap kota di Indonesia.

"InfoKomputer percaya teknologi bisadimanfaatkan oleh semua institusi, termasuk pemerintahan daerah. Keikutsertaan InfoKomputer di gerakan ini adalah carakami mendorong pemerintahan daerah di Indonesia untuk lebih beranimengimplementasikan teknologi" ujar Wisnu Nugroho (Pemimpin Redaksi InfoKomputer).

Wisnu mengatakan InfoKomputer akan senantiasa membantu pemerintah untuk selalu mengedukasismart citydi kota-kota di Indonesia di masa depan.

"Tahun ini, Gerakan Menuju 100 Smart City telah menyentuh 27,6 juta warga di 24 kota/kabupaten pada gelombang pertama. Tahun depan, kami akan membantumewujudkan 75smart citydi Indonesia. Kami berharap 100 kota terpilih ini bisa menjadi contoh kota lain di Indonesia belum tersentuh," ujarnya.

Wisnu menjelaskan parameter pemilihan kota/kabupaten berdasarkan Kemampuan Keuangan Daerah (APBD), Indeks Kota Berkelanjutan (Bappenas), Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Daftar Kota/Kab Berkinerja Tinggi (Depdagri), Indeks Kota Hijau (PUPR), dan Dimensi Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan.

(BACA:Seminggu Lagi Hadir di Indonesia, Fitur Andalan iPhone X Bermasalah)

"Kami ingin program ini menyentuh dari Sabang ke Merauke," ucap Wisnu. (*)

Tag :

Editor : Kama