Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo
Nextren -Wabah virus Corona yang secara resmi disebut dengan COVID-19 memang berhasil menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Sampai sekarang jumlah korban tewas akibat wabah ini sudah menyentuh angka 1.800 orang.
Baca Juga: Aplikasi Buatan China Ini Bisa Deteksi 3 Orang Berdekatan Sebagai Pengidap Virus Corona atau Tidak
Selain penyebaran virus yang cukup cepat, penyebaran informasi seputar virus ini juga tidak kalah cepatnya.
Sayangnya banyak dari informasi tersebut tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Bukannya memberi solusi, banyak informasi yang beredar justru menimbulkan masalah baru di masyarakat.
Baca Juga: Alibaba, Raksasa Teknologi China Masuk Masa Suram Gara-gara Wabah Virus Corona
Untuk mencegah penyebaran berita palsu tersebut, WHO sebagai organisasi kesehatan tertinggi di dunia menggandeng sejumlah perusahaan digital.
Dilansir dari CNBC, WHO sudah mengadakan pertemuan khusus pada Selasa (11/2) minggu lalu.
Pertemuan ini berlangsung di markas Facebook di Menlo Park, Amerika Serikat.
Baca Juga: Kominfo Imbau Perusahaan Pengiriman Antisipasi Penyebaran Virus Corona Lewat Barang Kiriman Pos
Selain Facebook, beberapa perusahaan yang juga hadir antara lain adalah Google, Amazon, twitter,. Dropbox, Verizon, YouTube, Twilio, dan Salesforce.
Beberapa perusahaan lain seperti Uber, Apple, dan Lyft sayangnya tidak bisa hadir.
Topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah bagaimana para perusahaan ini bisa mengurangi penyebaran informasi yang salah.
Baca Juga: Ternyata Membersihkan Hape Juga Efektif untuk Mengusir Virus Corona
Andy Pattison dari WHO menawarkan bantuan untuk memeriksa fakta terkait berita yang tersebar di dunia digital.
Menurut WHO, pemeriksaan dari pihak mereka jauh lebih valid kalau dibandingkan dengan perusahaan pemeriksa fakta pihak ketiga.
Ketakutan warga saat ini seolah dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk mengeruk keuntungan.
Baca Juga: Situs Belanja Online Jadi Ramai Sejak Virus Corona Menyebar di Dunia
Saat ini bisa ditemukan buku-buku seputar Corona yang mendadak dijual di Amazon.
Baca Juga: Banyak Tersebar, Facebook Akan Hapus Semua Teori Konspirasi Tentang Virus Corona
Ratusan berita palsu juga dengan cepat menyebar di sosial media seperti Facebook.
Produk vitamin C juga mendapat keuntungan karena rumor menyebut kalau vitamin itu bisa menyembuhkan Corona.
"Twitter dan YouTube dan media sosial lainnya masih dibanjiri dengan informasi yang salah," kata Pattison.
Baca Juga: Twitter Akan Ubah Hasil Pencarian Tentang Virus Corona, Untuk Cegah Penyebaran Hoax
Setelah pertemuan ini berlangsung, WHO dan semua perusahaan spakat untuk mengadakan pertemuan rutin setiap beberapa bulan.
Poin pembahasan tetap akan seputar bagaimana mencegah penyebaran informasi palsu seputar kesehatan di dunia digital. (*)
Baca Juga: Banjir Berita Hoax Tentang Virus Corona Beredar Online, Membuat Resah Warga Tiongkok