Xiaomi, Oppo, dan Vivo Dukung Huawei Dirikan Pesaing Play Store

Sabtu, 08 Februari 2020 | 15:00
cnet.com

Huawei akan bekerja bersama Oppo, Vivo, dan Xiaomi hadirkan pesaing Google Play Store

Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama

Nextren.com – Sejak 2019 kemarin, Huawei tidak lagi bisa menggunakan layanan Google Mobile Service.

Imbasnya, Huawei harus membuat toko online sendiri bernama AppGallery.

Kondisi ini berimbas pada penjualan hape flagshipnya, Mate 30 Pro.

Baca Juga: Huawei Rilis Konsep Hape Masa Depan, Berwujud Transparan ala Film Sci-fi

Sebab, banyak aplikasi populer dan yang digunakan saat ini bergantung pada aplikasi Google.

Sebut saja Google Maps, Instagram, hingga Facebook.

Memasuki 2020, Huawei rupanya melakukan persiapan yang lebih matang terkait ekosistem aplikasi tersebut.

Huawei dikabarkan menggandeng 3 perusahaan Tiongkok lainnya, Xiaomi, Oppo dan Vivo.

Keempat perusahaan tersebut (termasuk Huawei) akan membuat ekosistem aplikasi tandingan Google Play Store, seperti dikutip dari Reuters.

Kerana Vivo dan Oppo dimiliki perusahaan yang sama, BBK Electronics, maka ada 3 perusahaan yang bersiap untuk menyaingi dominasi Google Play Store.

Langkah pertama yang diambil empat bran tersebut adalah memungkinkan developer untuk mengunggah satu kali dan langsung tersedia pada toko aplikasi Vivo, Oppo, Xiaomi, dan Huawei.

Langkah ini cukup menarik karena dapat mempersingkat proses yang harus dilakukan para developer sebelumnya.

Baca Juga: Meski Terhalang Sanksi AS, Penjualan Huawei Mampu Menyalip Apple Pada 2019

Sebagai informasi, Vivo, Oppo, dan Xiaomi memiliki toko aplikasi online selain Google Play Store.

Xiaomi memiliki Xiaomi Market, Oppo memiliki App Market, dan Vivo menggunakan nama Vivo App Store.

Toko aplikasi online tersebut merupakan aplikasi pesaing Google Play Store.

Bedanya, Xiaomi Market, App Market, Vivo App Store, hingga AppGallery berisi aplikasi yang telah dikurasi secara khusus oleh brand hape tersebut.

Sementara Google Play Store dikurasi langsung oleh Google.

Toko aplikasi online tersebut kalah terkenal dengan Google Play Store karena memiliki aplikasi yang kalah jauh jumlahnya.

Gerakan 4 merek hape tersebut bernama Global Developer Service Alliance (GDSA) seperti dikutip dari Reuters.

Langkah ini cukup penting bagi perusahaan teknologi yang berbasis di Tiongkok, karena tidak lagi terancam pada perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Selain itu, bila program ini telah terwujud maka dapat melepas ketergantungan pada Google selaku induk dari sistem operasi Android.

Berdasarkan riset Counterpoint Research, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo memegang 40 persen hape secara global pada 2019.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya