Saat Kabel Bawah Laut 4600 KM Membentang Sepanjang Australia-Indonesia-Singapura

Senin, 11 Desember 2017 | 21:29
teams.co.ke

kabel bawah laut

Laporan wartawan Nextren, Wahyu.

Nextren.grid.id-Tiap saat kita bisa membuka internet, googling mencari informasi, nonton YouTube, dan seterusnya.

Pernahkah terbayang kalau itu semua bisa terlaksana dengan lancar karena ada 'jalan tol' data, yang menghubungkan Indonesia dengan semua negara lewat internet?

Saat ini, teknologi yang bisa diandalkan untuk menyediakan 'jalan tol' data tersebut, berupa kabel fiber optik bawah laut.

Melintasi dasar laut antar negara dan benua, kabel sepanjang ribuan kilometer dibangun dengan spek dan keahlian khusus, agar bisa menghubungkan data antar negara dengan aman.

(Baca :Hujan Deras Takut Banjir? Gunakan 6 Apps Ini Saja Untuk Cek Jalanan )

Kabel bawah laut sudah didesain untuk pengoperasian di bawah laut, sehingga mampu dengan baik mengatasi tekanan di dasar laut.

Saat ini, XL Axiata sedang terlibat penuh dalam pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapore.

Kabel laut ini menghubungkan Australia dengan Singapura dan melalui perairan Indonesia.

Mulai dari Anyer di wilayah Banten sebagai titik pendaratan (landing point), SKKL ini akan menyediakan alternatif akses internet dari Indonesia ke jaringan global melalui Australia.

(Baca :Tak Hanya Kirim Pesan, Hal Ini Juga Bisa Dilakukan Facebook Messenger )

Hingga saat ini proses pembangunan jaringan sepanjang 4,600 km ini masih berjalan dan siap untuk beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2018.

CEO XL Axiata, Dian Siswarini, serta Chairman Vocus Group, Vaughan Bowen, CEO Alcatel Submarine Networks, M. Phillippe Piron, dan Menteri Komunikasi & Informatika, Rudiantara secara bersama-sama meresmikan pembangunan proyek infrastruktur jaringan ini di Jakarta, hari (11/12).

Menurut CEO XL Axiata, Dian Siswarini, keberadaan SKKL Australia–Indonesia-Singapore ini merupakan sarana infrastruktur yang sangat strategis bagi perkembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia.

Alasannya, karena bisa menyediakan konektifitas berkapasitas besar ke Singapura dan terutama ke Australia, yang selanjutnya bisa menjadi jalur internet alternatif ke jaringan global.

Dengan kapasitas mencapai 30 TB untuk jalur Jakarta dan Singapore, serta 20TB antara Jakarta - Perth, berarti SKKL ini mampu menyediakan kapasitas hingga 6x kali lipat dari total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini.

Rute alternatif melalui Australia saat ini masih sangat terbatas, sehingga jaringan ini juga akan mengurangi ketergantungan terhadap Singapura.

(Baca : Mana yang Lebih Baik, Layar AMOLED atau IPS LCD Touchscreen? )

mathscinotes
mathscinotes

Ilustrasi proses pemasangan kabel bawah laut

Seperti kita ketahui, hingga saat ini Singapura merupakan jalur utama untuk menyalurkan trafik internet dari Indonesia ke jaringan global dan rawan terkena efek gempa bumi.

Dengan jaringan kabel laut baru ini, jika jaringan internet yang melalui Singapura terjadi gangguan, maka akses Internet dari Indonesia menuju jaringan global tidak akan ikut terganggu, karena tersedia pilihan untuk bisa dialihkan melalui jalur alternatif tersebut.

Sementara itu, Chairman Vocus Group Vaughan Bowen mengatakan bahwa keberadaan jaringan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia.

Untuk kali pertama, ini merupakan sebuah hub di tengah arus trafik yang menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara.

(Baca :Tips Bisa Nonton Youtube Sambil Buka Aplikasi Lain di Android )

Jaringan ini bukan menjadi sebuah akhir dari jaringan fiber optik yang ada di kawasan tersebut.

Dalam proyek yang dikerjakan oleh Alcatel Submarine Network (ASN) ini, XL Axiata turut serta sebagai landing partner, administrator, dan perwakilan SKKL Australia-Indonesia-Singapore di Indonesia.

XL
ella

peresmian proyek kabel bawah laut

Dengan bertambahnya ketersediaan kapasitas bandwidth melalui SKKL Australia-Indonesia-Singapore ini akan memberikan dampak yang signifikan terutama dalam struktur biaya akses internasional lewat rute selatan, antara Indonesia dan Australia menuju Amerika yang saat ini masih terbatas.

Jalur internet global melalui Australia ini juga lebih aman dibandingkan melalui Luzon Strait, Filipina yang rentan dengan gempa bumi.

(Baca :Tips Ini Bantu Kamu Miliki Akun WhatsApp Tanpa Nomor Telepon )

Selain kapasitas yang besar dan rute alternatif selain melalui Singapura, secara teknis keunggulan SKKL ini bisa dilihat dari spesifikasinya, antara lain memiliki 4 Fibre Pairs yang menyediakan fleksibikitas koneksi, monitoring 24 jam, 7 hari seminggu (24/7) dan DC yang menghubungkan antara Australia dan Singapore.

Dengan semakin banyak alternatif akses ke jaringan internet global, maka akan bisa mendorong tersedianya pilihan jalur yang terbaik, termasuk dari sisi ekonomi dan bisnis. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya