Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Hari ini, 8 Januari 2020, Iran melakukan serangan balasan pada Amerika Serikat.
Iran menyerang dua markas militer Amerika Serikat di Irak dengan serbuan rudal.
Pasca serangan tersebut, harga Bitcoin meroket hingga menyentuh $8.330.
Baca Juga: Bitcoin Terus Naik di 7 Hari Pertama 2020, Pertanda Baik Halving Day?
Sebelumnya, selama 7 hari pertama di 2020, Bitcoin terus naik perlahan-lahan, menunjukkan sinyal positif setelah melalui bear market selama 2 tahun terakhir.
Sebelumnya, harga Bitcoin di bursa crypto Iran melonjak pesat hingga $24 ribu alias sekitar Rp 333 juta.
Namun, harga tersebut hanya berlaku di bursa Crypto di Iran.
Artinya, jika Bitcoin tersebut dijual di bursa luar Iran akan mengikuti harga normal kala itu, sekitar $7.200.
Lonjakan pertama tersebut terjadi setelah tensi Amerika Serikat dan Iran pertama kali memanas.
Kenaikan harga Bitcoin tersebut dipicu oleh pasar yang beralih dari bursa tradisional.
Sebab, pasca serangan Iran, bursa efek di sebagian Asia dibuka dengan penurunan.
Selain itu, asset digital dipercaya sebagai investasi yang tidak akan terpengaruh oleh perang antara kedua negara adidaya tersebut.
Tak hanya Bitcoin, serangan Iran ke pangkalan militer AS juga menyebabkan harga emas dan minyak melonjak.
Baca Juga: Prediksi Harga 1 Bitcoin Tahun 2020: Dari Rp 200 Juta Hingga Rp 14 Miliar
Pasokan minyak dan logam mulia yang terbatas diprediksi akan terjadi akibat tensi kedua negara yang meningkat.
Jika peningkatan Bitcoin akan bertahan hingga beberapa bulan, maka kamu akan melihat terbentuknya harga baru pada Halving Day ketiga mendatang.
Halving ketiga Bitcoin akan terjadi pada Mei 2020 mendatang, membuat suplai Bitcoin akan berkurang setengah.
Imbasnya tentu saja harga Bitcoin yang akan semakin melonjak.
(*)