Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Jika sejak 1 Januari 2020 kemarin Jakarta dipusingkan oleh bencana banjir yang tiba-tiba melanda, berbeda halnya dengan Australia.
Australia justru dipusingkan dengan bencana yang kerap melanda daerah Sumatera dan Kalimantan saat musim kemarau tiba, kebakaran.
Hampir sebagian besar kawasan hutan di Australia dilahap api dan membuat ratusan ribu warga mengungsi.
Baca Juga: Manfaatkan Situs PetaBencana untuk Pantau dan Laporkan Banjir di Jakarta
Bahkan, para warga dan turis terpaksa mengungsi di daerah pantai karena besarnya kobaran api.
Kebakaran hutan ini terjadi sejak September 2019 kemarin dan terus meluas hingga sekarang.
Saat dilihat menggunakan satelit luar angkasa, ternyata foto kebakaran di Australia menunjukkan hal yang lebih ngeri.
Dari foto yang diambil dari Satellit Himawari-8 menunjukkan bahwa hampir seluruh benua Australia tertutup oleh awan dan berwarna merah.
Awan tersebut menunjukkan pekatnya asap dan kobaran api.
Bahkan, warna awan sangat kontras dengan area Bumi lainnya.
Kebakaran ini terjadi paling parah di New South Wales, negara bagian Australia dengan penduduk terpadat.
Baca Juga: Deretan Hoax Bencana Paling Viral Tahun 2019, Ada Gempa Tsunami Hingga Pulau Tenggelam
Kebakaran melanda lebih dari 5 juta hektar lahan di New South Wales dan membunuh lebih dari setengah juta binatang.
Karena angin yang begitu besar, awan-awan kebakaran membentuk sebuah langit pekat berwarna hitam kemerahan.
Dari dua bencana di Jakarta dan Australia, ada satu hal yang bisa disimpulkan: perubahan iklim.
Hal ini juga diamini oleh Perdana Menteri New South Wales, Scott Morrison, menyebut bahwa perubahan iklim menjadi satu faktor yang memperparah kebakaran hutan, seperti dilansir dari VOA.
Kebakaran hutan di Australia telah menghanguskan lebih dari 1.300 rumah dan menyebabkan 18 orang meninggal.
(*)