Laporan Wartawan NexTren, Zihan Fajrin.
Nextren.com -Saingan terbaru Gojek dan Grab ini masuk ranking satu terpopuler pada Google Play Store.
Suatu pencapaian yang menarik, karena perusahaan ini baru saja lahir di tahun 2018.
Namun, aplikasi ini menjadi populer dalam kategori otomotif & kendaraan. Lawannya Grab menjadi populer dalam kategori peta dan navigasi, dan Gojek terpopuler dalam kategori perjalanan dan lokal.
Padahal ketiga aplikasi tersebut sama-sama memberikan pelayanan yang sama.
Baca Juga: Inilah Maxim, Aplikasi Ojek Online Asal Rusia yang Didemo Driver GoJek dan Grab di Solo
Baru-baru ini, Maxim didemo oleh kompetitornya karena memberikan harga tarif yang murah.
Pasalnyadisebut-sebut Maxim memberikan harga 3 ribu rupiah per kilometernya.
Harga ini dianggap tidak sesuai dengan peraturan dinas Perhubungan yang menetapkan tari sebesar 7 ribu rupiah sampai 10 ribu rupiah.
Sampai saat ini, review yang ada pada aplikasi Maxim cukup bagus dengan banyaknya bintang lima, yang akhirnya membawa Maxim ke posisi teratas juga.
Namun dari ulasan reviewnya, ada yang mengaku kasihan dengan pengemudi, karena tarifnya yang begitu murah.
Selain itu juga aplikasi ini dikatakan belum bisa memberikan lokasi yang detail dan jelas, sehingga pengguna agak kesusahan.
Baca Juga: Begini Cara Memilih Earphone Wireless Murah, Nyaman dan Berkualitas
Ada yang memberikan respon bagus tentang pelayanannya, dengan memberikan saran.
Aplikasi ini untuk saat ini hanya melayani perjalanan dengan motor dan mobil.
Fitur pada aplikasi Maxim, memberikan pilihan untuk memberitahu pengemudi seperti kita membawa barang, hewan dan terdapat notifikasi uang kembalian yang kita dapatkan.
Sudah hadir di 16 kota Indonesia yaitu Jakarta, Yogyakarta, Pekanbaru, Solo, Balikpapan, Bandar Lampung, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Jambi, Singkawang, Samarinda, Bengkulu, Padang, Banda Aceh, dan Palembang.
Untuk ke depannya, permasalah tarif pada aplikasi Maxim sendiri belum diketahui perkembangannya.
Dan yang terpenting, perkembangan layanan yang diberikan yang paling berpengaruh untuk maju atau tidaknya aplikasi tersebut.
Kita lihat saja, semoga aplikasi ini berkembang dengan baik, tidak seperti Uber yang akhirnya hilang di pasar Indonesia.
(*)