Kembali Terjadi, Data Pribadi Lebih dari 267 Juta Akun Facebook Bocor

Jumat, 20 Desember 2019 | 16:00

Logo baru Facebook Inc.

Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama

Nextren.com – Lagi-lagi kabar tak sedap kembali menghampiri Facebook.

Perusahaan teknologi raksasa Facebook kembali harus menghadapi tudingan keamanan data yang dimilikinya.

Sebab, setidaknya ada 267 juta data pengguna Facebook dilaporkan bocor dan terekspos secara online.

Baca Juga: 10 Aplikasi Terbanyak Diunduh 10 Tahun Ini, Aplikasi Karya Facebook Mendominasi

Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh perusahaan keamanan siber, Comparitech melalui penelitinya, Bob Diachenko.

Bob menyatakan bahwa telah menemukan sebuah database yang mengandung lebih dari 267 juta data pengguna Facebook.

Data tersebut berupa ID Facebook, nomor telepon, hingga nama asli pengguna.

Parahnya, database tersebut terpapar secara online dan dapat diakses oleh siapapun tanpa memerlukan pasword atau proses autentifikasi lainnya.

Saat dilacak, ternyata database tersebut diretas oleh sekelompok peretas di Vietnam.

Bob menemukan 267.140.436 data tersebut pada 4 Desember 2019 kemarin.

Pada 12 Desember 2019 database tersebut kemudian dibagikan pada sebuah forum khusus peretas.

Sayangnya pada 14 Desember 2019, database tersebut telah menghilang, namun masih berada di sebuah forum khusus peretas.

Baca Juga: Lagi, Facebook Kecurian Data Rekening Milik 29 Ribu Karyawannya Sendiri

Bob menyebut sebagian besar dari 267 juta data yang bocor tersebut merupakan pengguna yang berasal dari Amerika Serikat.

Untuk menghindari kemungkinan terburuk, Comparitech menyebut bahwa pengguna Facebook harus mengganti pengaturan privasi dan mengubah beberapa data identitas.

Dalam analisisnya, Comparitech menyebut bahwa data tersebut diperoleh dari API Facebook yang tengah dikembangkan.

Facebook sendiri telah menghapus API terkait nomor telepon pasca kasus Cambridge Analytics.

Menanggapi temuan ini Faceook menyatakan akan memeriksa kasus kebocoran tersebut.

Facebook juga mengungkapkan bahwa database yang dicuri tersebut diduga merupakan data beberapa tahun silam.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya