Kini Layani 40 Juta Pengguna Digital, LinkAja Klaim Berbeda dari Pembayaran Digital Lainnya

Rabu, 18 Desember 2019 | 09:00
Zihan Fajrin

LinkAja membagikan pencapaian pada tahun 2019 dan tujuan untuk di tahun 2020.

Laporan Wartawan NexTren, Zihan Fajrin.

Nextren.com -LinkAja membahas tentang apa yang sudah mereka kembangkan di tahun 2019 dan rencana di tahun 2020.

Perusahaan anak BUMN tersebut memberitahukannya kepada media, Selasa (17/12).

LinkAja memang terkenal dengan upaya mempermudah pembayaran seperti platform uang digital lainnya.

Namun, perusahaan itu mengklaim bahwa ia berbeda dengan perusahaan uang digital lainnya yang berfokus kepada kebutuhan gaya hidup.

Baca Juga: Kini Bisa Bayar Pertamina Gas Lewat LinkAja, Begini Caranya

Dikatakan, LinkAja berfokus kepada upaya pemenuhan kebutuhan esensial mulai dari pembayaran tagihan, transportasi, BBM, pembelian pulsa, hingga pembayaran donasi.

Belum genap satu tahun, LinkAja juga menyampaikan bahwa sampai akhir tahun ini perusahaan tersebut telah melayani 40 juta pelanggan.

LinkAja juga mempunyai target pengguna dari kelas menengah ke bawah untuk memberikan solusi bagi mereka yang tidak memiliki akses cepat pembayaran.

"Hanya 20 persen pengguna kita yang berada di Jabodetabek, dan itu merupakan sesuatu yang unik, yang membuat kita berbeda dari (aplikasi pembayaran digital) yang lain," kataDanu Wicaksana, Direktur Utama LinkAja.

Baca Juga: Bayar Gojek Sekarang Sudah Bisa Pakai LinkAja, Begini Caranya

Pada akhir tahun ini total terdapat 250 ribu toko offline nasional sudah dapat menggunakan LinkAja sebagai transaksi pembayaran dan 380 e-commerce.

Tahun ini, LinkAja dapat digunakan untuk membayar di 2.500 SPBU di seluruh Indonesia.

"Jalannya masih panjang, karena total SPBU aja sudah 5.500, baru separuh yang sudah terima, dan segera kita akan mendigitalkan sisanya sekitar tiga ribuan lagi," jelas Edward K., CMO LinkAja.

Selain itu, LinkAja juga mencoba beberapa layanan dengan teknologi baru yaitu biometrik wajah, yang dikatakan mampu membayar atau memberikan akses hanya dengan mengidentifikasikan wajah.

Teknologi ini baru diujicobakan di daerah kabupaten Sleman, kota Madiun dan kabupaten Panajam.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto