Siapkah Kamu Menghadapi Revolusi Digital 2018 Akibat Blockchain?

Kamis, 07 Desember 2017 | 22:14
Flickr

Bitcoin yang menggunakan teknologi Blockchain

Nextren.grid.id - Blockchain bersama dengan kepintaran buatan, mesin pembelajaran, robotik, dan teknologi augmented reality, memiliki potensi untuk mengganggu dan mengubah bentuk bisnis digital pada tahun 2018.

Perusahaan yang tidak segera memulai investasi pada siklus digital memiliki resiko tinggi untuk terganggu. Ini harus menjadi perhatian yang tidak kalah penting, dan menjadi fokus utama banyak perusahaan yang akan go-digital, selain faktor keamanan siber.

(BACA:Terobosan Baru, Apple Akan Rilis 3 Model iPhone Sekaligus Tahun 2018)

Hal ini berdasarkan daftar teratas Prediksi TI di Tahun 2018 yang diterbitkan oleh Dimension Data. Tetapi tren teratas untuk tahun-tahun mendatang adalah pengadopsian Blockchain – sebuah teknologi di belakang Bitcoin – yang memiliki potensi besar untuk mengganggu dan mengubah keuangan dunia, bisnis, dan masyarakat dengan menggunakan beragam aplikasi.

Ettienne Reinecke, Dimension Data Group Chief Tehcnology Office, mengatakan Blockchain menjadi semakin kuat belakangan ini. “Tahun lalu, saat kami melihat kepada daftar teratas tren bisnis digital 2017, kami memprediksi model transaksi yang tersentralisasi akan mengalami serangan.”

“Prediksi kami tepat sekali. Di sektor keuangan, pasar modal Amerika Serikat dan Eropa berpindah menggunakan platform Blockchain, dan terjadi aktivitas yang serupa di pasar seperti Jepang. Melihat bagaimana konservatif dan terfokusnya sektor ini, hal ini sungguh menakjubkan.”

“Menjadi sangat ironis melihat pelaku kejahatan cyber yang menyebarkan ransomware WannaCry yang dapat menyandera aset pemerintah dengan meminta bayaran Bitcoin. Bitcoin bisa jadi merupakan mata uang yang ter-enkripsi (crypto-currency), tapi basisnya adalah Blockchain,”

“Apabila pelaku kejahatan cyber sadar akan keamanan yang bisa mereka dapatkan dari pembayaran melalui Bitcoin dalam pembayaran tebusan, hal ini menunjukkan betapa amannya pendekatan pendistribusian buku besar.”

“Saya percaya Blockchain memiliki potensi untuk mengubah konsep keamanan siber, tapi industri harus mengerti seperti apa Blockchain bekerja,” ujar Reinecke.

(BACA:Teknologi Membawa Petaka, Penyebab Garuda Indonesia Delay Parah)

Reinecke juga memprediksi Blockchain akan menjadi hal yang berpengaruh besar kepada Internet of Things (IoT) tahun mendatang.

Di tahun 2018, beberapa aplikasi Blockchain dan IoT di bidang keamanan siber akan muncul. Banyak serangan penting yang terjadi belakangan ini diluncurkan dari perangkat-perangkat IoT dengan harga yang murah, sementara hal keamanan ini tidak diperhatikan oleh banyak manufaktur perangkat-perangkat IoT, sehingga membuat mereka menjadi mudah untuk diserang.

Peran Blockchain menjadi penting karena bisa mengamankan sektor yang tidak diperhatikan seperti ini.

Selain itu tren yang menarik untuk disimak adalah melonjaknya teknologi nirkabel yang akan membuat IoT menjadi lebih dekat dan mudah mewujudkan mimpi yang memungkinkan semua terkoneksi.

Semua ini akan berhubungan dengan teknologi 5G dan Gbps Wi-Fi, pengontrolan baru, virtual beacon technology, daya listrik yang rendah, dan tentunya frekuensi radio berjarak jauh.

(BACA:Axioo Hadirkan M6, Smartphone Selfie Sejutaan Dengan Flash)

Tentu akan ada “perlawanan balik secara digital” dari para pemain lama. Bisnis yang sudah berjalan, dan dengan proaktif melakukan transformasi ke bisnis digital, memodernisasi arsitektur dan memasukkan otomatisasi tingkat tinggi ke operasional mereka akan mendapatkan kesempatan untuk kembali meraup pangsa pasar di tahun-tahun mendatang.

Andy Cocks, Chief Technology Officer Dimension Data Asia Pacific menguatkan penjelasan Reinecke, “Blockchain memiliki kemampuan untuk mengganggu dan mengubah keuangan dunia, bisnis, dan masyarakat. Tetapi perusahaan yang tidak segera memulai siklus investasi yang akan memiliki resiko paling besar untuk terganggu.” (*)

Tag

Editor : Kama