Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar sayembara Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT). Isinya berupa kompetisi mencari aplikasi yang bisa memajukan desa pertanian, nelayan, dan pedalaman.Langkah awalnya dengan mengumpulkan sebanyak mungkin ide yang akan disaring menjadi 50 aplikasi terbaik. Siapa pun bisa mengajukan ide tersebut melalui tautan ini.Tentu saja ide-ide yang diajukan akan melalui sejumlah saringan. Setelah lolos tahap 50 besar, akan ada tahap berikutnya menjadi 25 aplikasi, dan disaring lagi hingga hanya ada enam solusi.Solusi tersebut mesti sangggup mencakup berbagai masalah, contohnya di lingkup mata pencaharian, akses layanan kesehatan, akses layanan keselamatan, atau akses layanan keamanan. Adapun solusi yang diharapkan terkait komponen meliputi jaringan, perangkat, aplikasi, pendampingan, dan implementasi.“Ini upaya kita mencari solusi, salah satunya ya dengan cara seperti ini. Mudah-mudahan bisa ketemu. Bangsa kita optimis dan pasti akan bisa menemukan solusi untuk desa tertinggal,” ujar Menkominfo Rudiantara usai peluncuran program Solusi Desa Broadband Terpadu di Jakarta, (Jumat 15/4/2016).Satu hal terpenting dari ide tersebut, yaitu kesiapan usaha rintisan digital untuk memberikan pendampingan. Mereka mesti bantu mengajarkan pemahaman soal teknologi dan cara pemakaian aplikasi buatannya pada masyarakat daerah terpencil.“Kita bukan bicara dengan orang kota yang cepat sekali mengenal teknologi atau ponsel. Kita bicara masyarakat daerah terpencil yang mungkin belum memakai ponsel, apalagi Android. Karena itu aspek sosial jadi pertimbangan penting,” ujar Rudiantara.“Peralihan dari aktivitas ekonomi tradisional ke aktivitas ekonomi digital dipastikan selain akan meningkatkan kecepatan transaksi ekonomi, juga akan meningkatkan efisiensi proses ekonomi. Karena itu masyarakat harus sesegera mungkin dikondisikan untuk menyambut ekonomi digital,” imbuhnya.Pemilihan 50 usaha rintisan digital akan dilakukan antara 15 April 2016 hingga 21 Mei 2016. Targetnya sudah ada aplikasi yang cocok untuk diterapkan pada pilot project sebelum tahun 2016 berakhir.Aplikasi yang sudah lolos sayembara SDBT hingga akhir akan diuji sebagai pilot project di Desa Jangkang, Kecamatan Bantan, Kepulauan Riau; Desa Panca Karsa, Kecamatan Taluduti, Gorontalo; serta Kelurahan Atambua, Nusa Tenggara Timur.Selanjutnya aplikasi akan disebarkan ke kurang lebih 500 desa dari total 47.000 desa yang ada di Indonesia. Pemerintah membiayai proyek SDBT tersebut menggunakan dana universal service obligation (USO).
Yuk, Ikut Sayembara Aplikasi untuk Desa Tertinggal
Senin, 18 April 2016 | 15:11
Yoga Hastyadi Widiartanto/Kompas.com
Editor : Reska K. Nistanto