Begini Kondisi Anak Korban Kecanduan Hape di Bandung, Mirip Pecandu Narkoba

Rabu, 30 Oktober 2019 | 16:20
home.bt

anak main gadget

Kenapa kamu bisa ada di sini? Tanya dokter ahli kejiwaan kepada salah seorang anak usia SMA.

Karena gadget ( gawai), sambut sang anak!

Mungkin tak akan ada orang yang menyangka, perubahan perilaku anak yang mengalami kecanduan Gadget, mirip kerusakan jiwa yang terjadi pada pecandu narkoba!

Seperti dilansir di Program AIMAN Kompas TV, Aiman mendatangi sebuah Rumah Sakit Jiwa di Bandung, Jawa Barat.

Dia memutuskan untuk mengangkat topik yang menjadi fenomena baru di Indonesia ini.

Tak banyak yang sadar, tapi korbannya, anak terus bertambah.

Baca Juga: Pro-Kontra Program Bagi-bagi Anak Ayam Wali Kota Bandung untuk Atasi Kecanduan Gadget

Anda tahu berapa jumlah anak yang datang dan sebagiannya di rawat inap karena membahayakan lingkungan akibat " Candu Gawai"?

Datanya mengejutkan!

Dua anak per pekan dirawat akibat terganggu jiwa karena gawai.

Angka ini konstan dua hingga tiga anak per pekan.

Artinya dalam setahun ada seratusan anak yang mengalami gangguan jiwa serius dan semuanya dipastikan karena kecanduan gawai.

Baca Juga: Ini Alasan Ilmiah Kenapa Kita Kecanduan Menjelajah Internet Tanpa Tujuan

Saya berani katakan ini hal yang serius dan karena hanya anak yang sudah mengalami gangguan jiwa yang serius yang di bawa ke rumah sakit Jiwa.

Sudah barang tentu, anak yang kecanduan gawai jauh lebih banyak alias fenomena gunung es, dan tidak di bawa ke Rumah Sakit Jiwa.

Tapi yang terdeteksi hanya sungguh sebagian kecil.

Apa pasal? Hanya anak yang pada tahap serius, rela di bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) oleh keluarganya, sisanya tidak!

Secara normal, ada keengganan bagi keluarga untuk membawa anggota keluarga lainnya apalagi anak ke Rumah Sakit Jiwa, karena stigma negatif pasca-kedatangan ke sana.

Baca Juga: Duh! Puluhan Pelajar di Solo Masuk RSJ Akibat Kecanduan Game Online

Penelusurananak kecanduan gawai

AIMAN datang saat ambulans membawa anak terganggu jiwa akibat gawai.

Kebetulan saat di program AIMAN, ia mendapati ada satu anak yang baru saja dirujuk ke RSJ untuk mendapatkan penanganan intensif akibat kecanduan gim pada gawai yang diberikan oleh orangtuanya.

Hal yang mengejutkan sang anak sebelumnya tergolong berprestasi, berasal dari sekolah ternama di Kota Bandung, Jawa Barat.

Bahkan ada anak lainnya yang mengalami gangguan jiwa akibat gawai, sebelumnya adalah peserta yang lolos seleksi Olimpiade Matematika di sekolahnya.

Tapi semuanya kini berubah!

Baca Juga: Cara Mencegah Kecanduan Hape Lewat Aplikasi Zen Mode Bawaan OnePlus

Anak ini banyak sekali yang menunjukkan permusuhan pada lingkungannya setelah dilarang menggunakan gadget-nya.

Mereka rata - rata anak cerdas.

Ada yang seusia SMP mereka sudah bisa mencuri dan membobol ATM milik orangtuanya.

"Uangnya digunakan untuk membeli "diamond" alias uang elektronik yang bisa digunakan pada game online," ungkap dokter Lina Budiyanti, Dokter Spesialis Kejiwaan yang khusus menangani pasien anak dan remaja akibat kecanduan gawai.

Kini sebagian dari mereka harus di rawat di RSJ Cisarua, Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: Viral Seorang Anak Diduga Kecanduan Game di Magelang, Pahami Gejalanya

Tidak hanya di Bandung, ternyata fenomen ini terjadi merata nyaris di seluruh Indonesia.

Dari pulau Sumatera hingga Kawasan Timur Indonesia.

Hanya yang tercatat, yang terbanyak pertama di Jawa Barat.

Lalu disusul Jawa Tengah yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Surakarta.

Rata-rata setiap hari terdapat 1 hingga 2 pasien anak datang, akibat gangguan jiwa karena gawai.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Paling Kecanduan Media Sosial, Gemini Tukang Gosip, Libra Bawa Hape ke Toilet

Ini aturan hingga batasannya

Ada hal penting yang harus dilakukan orangtua agar tak terjadi hal serupa.

Tak boleh anak hingga remaja di bawah usia 18 tahun menjadi pecandu gawai.

Bahkan orang dewasa sekalipun.

Meski orang dewasa normal, cenderung bisa menguasai dan mengambil keputusan setelah mereka terpapar gawai berlebihan.

Baca Juga: Cara Jitu Emak-Emak Bikin Jera Anaknya yang Kecanduan Main Hape

Otak bagian depan yang bertugas menganalisis dan mengambil keputusan cenderung bisa mengatur dan akhirnya mendominasi bagi sosok dewasa.

"Tapi tidak dengan anak dan remaja. Otak bagian depan mereka belum terbentuk sempurna, sehingga saat mendapat kesenangan, mereka akan terus menagih dan menagihnya," ungkap dokter Elly Marliyani, Direktur Utama RS Jiwa Provinsi Jawa Barat.

Batasi penggunaan gawai pada anak, dengan dua cara:

1. Jangan pernah memberikan gawai pada anak, melainkan meminjamkannya.

Sehingga sejak awal ia sadar bahwa gawai tersebut bukanlah miliknya, dan bisa ditarik sewaktu-waktu atas kontrol orangtua.

Baca Juga: Cara Sederhana Agar Terhindar Dari Kecanduan Media Sosial

2. Batasi penggunaan gawai pada anak, maksimal hanya boleh 2 jam perhari. Tidak boleh lebih!

Dan terpenting dari semua itu, apa yang dilakukan dan diakses oleh sang anak, orangtua tak boleh lengah. Sesungguhnya segala sesuatu itu berdiri atas porsinya.

Itulah hakikat keadilan pada kehidupan dunia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Anak Korban Gawai, Mirip Pecandu Narkoba"

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya