TikTok Bantah Tuduhan Jadii Mata-mata Tiongkok, Ini Penjelasannya

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren -Belakangan ini aplikasi populer TikTok sempat menerima tuduhan bahwa mereka menjadi mata-mata untuk pemerintah negara asalnya, Tiongkok.

Tuduhan ini tentunya datang dari lawan politik Tiongkok. Tidak lain tidak bukan adalah Amerika Serikat (AS).

AS menuduh TikTok menghimpun data priibadi para pengguna yang tentunya akan sangat berbahaya untuk keamanan si pengguna.

Dilansir Kompas Tekno, tuduhan itu muncul karena pandangan yang sudah terlanjur buruk dari pemerintah AS kepada Tiongkok.

Menerima tuduhan yang serius semacam ini, TikTik langsung memberikan bantahan.

Lewat blog resminya, TikTok menegaskan kalau mereka selalu menjaga kerahasiaan data pengguna.

TikTok juga menegaskan kalau mereka akan terus menjamin keamanan data milik pengguna setianya.

Menurut TikTok, semua data disimpan dalam database yang berlokasi di luar Tiongkok.

Dengan ini perusahaan tidak perlu tunduk dengan regulasi yang dibuat oleh pemerintah Tiongkok.

Lebih jelasnya lagi TikTok menyebutkan kalau data pengguna AS disimpan di pusat data mereka yang ada di Singapura.

"Pusat data kami terletak sepenuhnya di luar Tiongkok, dan tidak ada data kami berikan pada Tiongkok," tulis pihak TikTok.

Dalam proses pengawasan konten TikTok juga memiliki tim khusus yang secara teknis mengawasi kebijakan keamanan siber, serta praktik privasi dan keamanan data.

Saat ini TikTok sedang cukup populer di wilayah AS.

Bahkan, laporan perusahaan survei mobile, Sensor Tower menunjukkan bahwa TikTok menjadi media sosial paling populer di seluruh dunia.

Data tersebut diperoleh dari total unduhan aplikasi yang terjadi selama September 2019.

TikTok berhasil mengalahkan Facebook dan Instagram di semua platform, iOS dan Android. (*)