CEO Gojek Resmi Jadi Mendikbud, Gaji Menterinya Bakal Jauh Lebih Kecil Dibanding Gaji CEO

Rabu, 23 Oktober 2019 | 16:30
Kompas TV

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren -Selama dua hari ini dunia digital di Indonesia diramaikan dengan pemberitaan seputar susunan menteri di kabinet Joko Widodo yang baru.

Sejak Senin (21/20/2019), sejumlah nama sudah santer dibicarakan akan menempati posisi menteri setelah menemui panggilan presiden di Istana Negara.

Salah satu nama yang paling banyak dibicarakan adalah Nadiem Makarim, founder sekaligus CEO dari startup raksasa Gojek.

Baca Juga: Nadiem Makarim Resmi Jadi Menteri Pendidikan, Begini Kisah Uniknya Saat Mendirikan GoJek

Hari ini, Rabu (23/10/2019), Nadiem Makarim akhirnya resmi diperkenalkan oleh presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru.

Dengan ini Nadiem menggantikan posisi Muhadjir Effendy yang di periode ini akan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia.

Terpilihnya Nadiem Makarim jelas mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga: Isu Bos GoJek Nadiem Makarim Jadi Menteri Jokowi: Saya Bersedia dan Menerima

Mulanya Nadiem diproyeksikan untuk duduk di kementerian Komunikasi dan Informatika atau bidang lainnya yang berkaitan dengan industri dan ekonomi kreatif.

Tapi tentunya presiden punya pertimbangan lain soal penunjukan ini.

Pria berusia 35 tahun ini paling dikenal sebagai pendiri Gojek, perusahaan startup yang kini telah berstatus sebagai decacorn.

Menjadi orang nomor satu di perusahaan nomor satu, tentunya Nadiem memiliki penghasilan yang fantastis.

Baca Juga: Langsung Trending Topic, Nadiem Makarim Jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Berdasarkan data dari Globe Asia tahun 2018, kekayaan Nadiem Makarim ditaksir mencapai $100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Dengan kekayaan sebesar itu, Nadiem masuk dalam daftar 5 miliarder terkaya di Indonesia dengan usia kisaran 30 tahun.

Setelah resmi menjabat sebagai Mendikbud, kini Nadiem harus meninggalkan posisinya sebagai CEO Gojek.

Mulai bulan depan ia harus terbiasa dengan penghasilannya sebagai menteri yang jelas tidak sebesar saat ia menjadi CEO.

Baca Juga: GoJek Bangga Pendirinya Jadi Menteri Jokowi, Ini 2 Orang Penggantinya

Mengutip TribunWOW, seorang menteri ternyata hanya menerima gaji pokok sebesar Rp 5.040.000 saja.

Sedangkan tunjuangan bulanan yang didapatnya nanti akan sebesar Rp 13.608.000.

Secara keseluruhan, penghasilan seorang menteri dalam sebulannya sekitar Rp 18.648.000.

Jumlah ini jelas lebih kecil dari apa yang bisa didapatkan Nadiem dari posisinya yang terdahulu sebagai CEO.

Baca Juga: Gojek Rekrut Mantan Teknisi NASA Sebagai Direktur Keamanan Informasi

Meski Nadiem Makarim tak juga mengaku berapa besarnya gaji saat dicecar wawancara Najwa Shihab, data dari lembaga risetThe Michael Page Salary Benchmark bisa jadi gambaran.

Menurut data dari Michael Page Salary Benchmark, gaji para kerja di bidang teknologi dan ekonomi digital, untuk posisi Head of Data Analytics minimal Rp 68 juta per bulan dan maksimal Rp 86 juta per bulan.

Lalu Developer manager dengan gaji minimal Rp 25 juta per bulan dan maksimal Rp 35 juta per bulan.

Engineer bergaji minimal Rp 25 juta per bulan dan maksimal Rp 35 juta per bulan.

Artinya seorang CEO perusahaan sebesar GoJek, dengan nilai perusahaan Rp 140 triliun, jika bergaji di atas Rp 100 juta per bulan, tentu sangatlah wajar.

Baca Juga: GoJek Masuk Daftar 10 Besar Aplikasi Transportasi Online Terlaris

Bandingkan dengan gaji seorang Menteri yang 'hanya' sekitar Rp 18 jutaan per bulan, dengan skala dan beban kerja yang jauh lebih besar dibanding CEO perusahaan.

Namun selain itu, hingga Oktober 2018, Nadiem tercatat masih memiliki 58.416 lembar saham di Gojek.

Jumlah saham itu setara dengan 4,81 persen dari keseluruhan saham sebanyak 1,21 juta lembar.

Baca Juga: Didukung Google dan McKinsey, Gojek Xcelerate Latih 20 Startup Indonesia Agar Tumbuh Cepat

Sekarang, di jabatan yang baru diembannya, Nadiem bakal berurusan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia di Indonesia.

Lalu ada juga persoalan hasil pendidikan yang dinilai belum memuaskan meski telah mengambil alokasi 20 persen dari APBN.

Tentunya sangat menarik untuk dipantau bagaimana kiprah Nadiem Makarim di posisi barunya selaku pembantu presiden di periode 2019-2024 ini. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber TribunWow