Manusia dimudahkan dengan kehadiran beragam gadget semisal smartphone, tablet,hingga router Wi-Fi. Namun bukan berarti perangkat-perangkat tersebut tak mendatangkan risiko kesehatan. Hal ini khususnya merujuk pada perkembangan otak anak-anak. Menurut Martin Blank, Doktor dari Universitas Colombia, AS, otak anak-anak menyerap lebih banyak radiasi dibandingkan orang dewasa. Sebab, tulang tengkorak anak lebih tipis dan lunak dibandingkan orang dewasa. Maka radiasi lebih mulus masuk ke elemen organ otak yang terdalam, sebagaimana dihimpun Nextren, Jumat (10/3/2016), dari situs collective evolution. Diketahui, radiasi elektromagnetik memancar dari antena smartphone,tablet, Wi-Fi, dan perangkat elektronik lainnya. Studi gabungan selama ini mengemukakan bahwa radiasi smartphone memicu pertumbuhan kanker. Informasi itu tersebar luas pada 2011 silam, tepatnya ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan resmi yang membenarkan studi-studi tersebut. Pernyataan WHO didasarkan pada hasil kajian tim peneliti khusus dari 14 negara berbeda.Salah satu peneliti paling dihormati, Devra Davis, mengatakan bahwa industri teknologi berupaya keras menutupi bahaya radiasi dari produk yang mereka pasarkan. "Smartphone sebenarnya menggunakan transmisi radiomicrowave dua arah (two-way microwave radio). Industri selama ini sukses menggunakan frasa lain, yakni energi frekuensi radio (radiofrequency energy), karena terdengar lebih aman," ia menjelaskan."Keduanya sebenarnya sama saja. Jika khalayak memahami bahwa gelombang radiasi dua arah terus-menerus masuk ke otak dan organ reproduksi, mereka akan berpikir beda tentang smartphone dan perangkat elektronik lainnya," kata dia. Selain kanker, paparan radiasi dari perangkat elektronik bisa memengaruhi sistem reproduksi manusia. Risiko lainnya juga mencakup kehilangan memori dan ketidakmampuan belajar.
Hati-hati, Radiasi Smartphone Lebih Berbahaya Buat Anak
Jumat, 11 Maret 2016 | 09:06
Shutterstock
Tag :
Editor : Oik Yusuf
Sumber : collective-evolution