Graphene, Teknologi Baterai Baru Samsung Berkapasitas 45 Persen Lebih Besar dan Bisa Dicharge 5 Kali Lebih Cepat

Rabu, 14 Agustus 2019 | 19:04
techworm.net

baterai hape mAh

Nextren.com - Teknologi smartphone terus berkembang dengan cepat, terutama dari sisi kinerja dan kualitas kameranya.

Namun tidak demikian dengan baterai, yang sudah memakai baterai lithium sejak awal tahun 2000-an dan terus dipakai hingga saat ini.

Tak heran meski kecepatan smartphone makin tinggi dan fiturnya makin lengkap, kapasitas baterai tak pernah beranjak dari 4000 - 5000 mAh.

Soalnya, baterai lithium ion jika diperbesar kapasitasnya akan memerlukan ruang lebih besar, sehingga smartphone bakal lebih tebal dan berat.

Baca Juga: Samsung Galaxy A10s Resmi Diumumkan, Baterainya Berkapasitas 4.000mAh

Padahal sekitar dua tahun lalu, Samsung menerima hak paten untuk teknologi berbasis graphene baru.

Dilansir dari Phonearena, baterai graphene ini membuat baterai mampu menyimpan sekitar 45% kapasitas lebih banyak daripada baterai lithium-ion yang dipakai saat ini.

Selain itu, batere graphene bisa diisi ulang lima kali lebih cepat ketimbang baterai yang ada saat ini.

Kini, setelah lebih disempurnakan, tampaknya Samsung mungkin segera siap untuk menerapkannya.

Baca Juga: 10 Alasan yang Bikin Baterai Hape Kamu Lama Banget Di-Charge

Smartphone Samsung dengan baterai graphene tiba

Pengamat industri gadget Evan Blass, telah diberitahu bahwa Samsung berencana untuk merilis "setidaknya satu" smartphone "tahun depan atau tahun 2021" yang dibekali baterai graphene.

Baterai graphene, mampu meningkatkan kapasitas sel, ditambah kemampuan mengisi daya sekitar lima kali lebih cepat daripada baterai smartphone saat ini.

Menurut Evan Blass, hal ini akan memungkinkan baterai terisi pernuh hanya dalam 30 menit.

Meskipun waktu pengisian lebih pendek, baterai berbasis graphene cenderung semakin memburuk seiring waktu.

Baca Juga: Kebiasaan yang Harus Ditinggalkan Untuk Menjaga Kualitas Baterai Hape

Umur baterai harus, karenanya, menurun pada kecepatan yang lebih lambat dan kebutuhan untuk mengganti sel sepenuhnya setelah beberapa tahun akan berkurang.

Setelah banyak diproduksi, maka harga baterai graphene juga menjadi lebih murah daripada lithium-ion. Selain itu, graphene bisa lebih baik untuk lingkungan dalam jangka panjang.

Jadi jelas, graphene berpotensi untuk merevolusi industri baterai ponsel pintar.

Namun keunggulan utama baterai graphene bukanlah kapasitas itu.

Baca Juga: Ini Keunggulan Vivo Z1 Pro, Hape Berprosesor Snapdragon 712 dan Baterai 5000mAh

Tak seperti teknologi lithium-ion yang bisa dengan mudah meledak jika kondisi standar tidak terpenuhi, misalnya panas dan lembab, maka baterai graphene tidak akan meledak.

Maka jika memakai baterai graphene, diyakini tidak akan ada lagi masalah baterai meledak seperti kasus Galaxy Note 7.

Kapan flagships Samsung akan dibekali baterai graphene?

Saat ini Samsung masih berupaya meningkatkan kapasitas produksinya sambil menurunkan biaya.

Jadi awalnya pemakaian baterai graphene ini tampaknya masih sanga terbatas dan mahal.

Baca Juga: REVIEW Samsung Galaxy M30: Baterainya Awet Dengan Kamera Super Wide Yang Berguna

Raksasa Korea Selatan itu belum mengonfirmasi rencana apa pun untuk pemakain graphene ini, namun penerus Galaxy Fold tahun ini bisa menjadi calon produk potensial untuk teknologi ini.

Galaxy Fold dianggap potensial karena pasar ponsel pintar layar lipat diperkirakan akan terus tumbuh tahun depan.

Soalnya, produksi Galaxy Fold belum cukup banyak dan harganya juga sudah tinggi.

Sebagai gantinya, Samsung kemungkinan akan memproduksi beberapa ratus ribu unit, menjadikannya subjek uji sempurna untuk teknologi baterai baru.

Keuntungan lainnya, harga tinggi hape lipat Samsung harus mampu menutupi biaya tambahan terkait penggunaan teknologi graphene.

Baca Juga: Versi Terbaru dari Samsung Galaxy A10 Bakal Punya Baterai Lebih Besar

Jika Samsung berhasil menerapkan baterai graphene ini tahun depan dan tidak terjadi masalah, maka beberapa flagships Samsung tahun 2021 nanti berpotensi mewarisi teknologi.

Misalnya Galaxy S12 dan Galaxy S12 +, atau apa pun namanya nanti, tampaknya bisa menjadi perangkat yang pertama kali menggunakannya.

Tetapi Samsung bisa menunda penggunaan baterai graphene ini untuk menyempurnakan segala sesuatu dan memastikan syarat produksi massal dapat dipenuhi.

Baca Juga: Pas Untuk Hape Murah, Chipset Terbaru Qualcomm 215 Hemat Baterai dan 50 Persen Lebih Cepat

Oleh karena itu, Galaxy Note 12 dan Galaxy Note 12+ bisa menjadi flagships pertama yang mengadopsi baterai graphene.

Sementara itu, konsumen bisa berharap Samsung akan terus mendorong pengembangan baterai lithium-ion. Baru-baru ini Samsung memperkenalkan teknologi pengisian cepat 45W baru pada Galaxy Note 10+ yang kemungkinan akan didukung oleh Galaxy S11 dan Galaxy S11+ tahun depan.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto