Nextren.com - Seiring dengan antusiasme dan momentum implementasi 5G yang kian berkembang, Ericsson memperkirakan peningkatan jumlah langganan broadband seluler sebesar 400 juta pada tahun 2024.
Ericsson Mobility Report edisi Juni 2019 memperkirakan langganan 5G akan mencapai 1,9 miliar.
Angka ini– mengalami peningkatan sebesar 27 persen dari 1,5 miliar, perkiraan pada November 2018.
Di Asia Tenggara dan Oseania, penggunaan data seluler per bulan diperkirakan akan tumbuh hingga tujuh kali dari 2,3 exabytes (EB) pada 2018 menjadi 16EB pada 2024.
Baca Juga: Terungkap! Meizu Akan Segera Merilis Smartphone 5G Pada 2020
Sementara masih di wilayah yang sama, penggunaan data per smartphone setiap bulannya akan tumbuh dari 3,6GB menjadi 17GB dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) mencapai 29 persen.
Hampir 12 persen langganan di wilayah ini diperkirakan akan mengadopsi 5G pada akhir tahun 2024.
Sementara itu, beberapa perkiraan lainnya pun turut mengalami peningkatan signifikan akibat cepatnya penyerapan 5G.
Pada akhir tahun 2024, jangkauan 5G diperkirakan mampu mencapai 45 persen dari populasi dunia.
Baca Juga: Huawei Mate 30 5G Dan Mate X Akan Segera Diluncurkan, Catat Tanggalnya
Angka tersebut dapat meningkat menjadi 65%, seiring dengan teknologi spectrum sharing yang memungkinkan implementasi 5G pada pita frekuensi LTE.
Penyedia layanan komunikasi (operator) di beberapa pasar kini telah mengaktifkan 5G seiring dengan hadirnya smartphone yang mendukung jaringan tersebut.
Operator di beberapa pasar pun memasang target yang lebih ambisius untuk cakupan populasi hingga 90 persen di tahun pertama.
Komitmen kuat dari vendor ponsel dan chipset juga merupakan kunci untuk percepatan adopsi 5G.
Baca Juga: Laris Manis, Samsung Galaxy S10 5G Terjual 1 Juta Unit di Korea Selatan
Ponsel pintar untuk semua pita spektrum utama diprediksi akan meramaikan pasar selama tahun ini.
Seiring dengan meningkatnya perangkat 5G dan implementasi jaringannya yang semakin masif, total langganan 5G di seluruh dunia diperkirakan akan mencapai lebih dari 10 juta pada akhir tahun 2019.
Amerika Utara diprediksi akan menjadi wilayah tercepat dalam penyerapan 5G, dengan 63 persen pengguna ponselnya akan terhubung ke 5G pada tahun 2024.
Sementara itu, di posisi kedua adalah negara-negara Asia Timur Laut (dengan 47%) dan diikuti oleh Eropa (40%).
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Jaringan 5G di Indonesia Lambat Digelar
Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia mengatakan dalam keterangannya kepada Nextren (9/7), “5G benar-benar telah hadir dan berkembang pesat."
"Hal tersebut mendorong antusiasme operator dan konsumen terhadap teknologi ini."
"5G akan menjawab kebutuhan konsumen, perusahaan, serta membawa Internet of Things (IoT) ke level yang baru, dimana konektivitas tinggi menjadi syarat utama."
"Meski begitu, seluruh manfaat 5G tersebut bisa didapat dengan adanya ekosistem yang solid dari sisi teknologi, peraturan, keamanan, dan mitra industri.”
Baca Juga: 5G, Jaringan Internet Modern yang Masih Punya Banyak Masalah
Pada kuarter pertama 2019, total penggunaan data seluler terus meningkat hingga 82% year-on-year.
Angka ini diperkirakan akan mencapai 131EB per bulan di akhir tahun 2024, dimana pada saat itu jaringan di atas 5G telah diimplementasikan sebesar 35%.
Secara global, terdapat 1 miliar koneksi IoT seluler, sebuah angka yang diperkirakan dapat meningkat hingga 4,1 miliar pada akhir tahun 2024, dimana 45 persennya direpresentasikan oleh Massive IoT.
Berbagai industri yang menggunakan Massive IoT seperti utility dengan smart metering, healthcare dalam kaitannya dengan medical wearable, dan transportasi dengan tracking sensor. (*)