Bos Boeing Meminta Maaf pada Kecelakaan Lion Air Gunakan 737 Max

Kamis, 30 Mei 2019 | 16:10
cnbc.com

Boeing 737 Max

Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama

Nextren.com – Masih ingat dengan kecelakaan pesawat Lion Air dan Etihopian Airlines yang jatuh saat gunakan Boeing 737 Max?

Ternyata, satu penyebabnya adalah malfungsi sistem perangkat lunak yang disematkan pada pesawat.

Terkait penemuan ini, CEO Boeing, Dennis Muilenburg meminta maaf secara personal kepada semua korban dan keluarga korban.

Baca Juga: Fitur Rahasia Boeing yang Canggih Ini Malah Diduga Bikin Pesawat Lion Air Jatuh

Permintaan maaf ini disampaikan dalam wawancara di CBS News.

Muilenburg ungkapkan permintaan maaf dan duka citanya atas peristiwa yang terjadi tahun 2018 dan 2019 lalu ini.

We’re sorry for the impact to the families and loves ones that are behind. And that will never change. That will always be with us. I can tell you it affects me directly as a leader of this company. It’s very difficult

Ia juga menambahkan tidak dapat mengubah peristiwa yang terjadi dan kedua peristiwa tersebut memberikan dampak yang cukup mendalam pada Boeing.

Dalam wawancara 29 Mei 2019 kemarin, Dennis juga mengakui bahwa perangkat lunak yang digunakan menjadi satu faktor penyebab kecelakaan yang terjadi.

Ia mengakui bahwa terjadi implementasi yang salah dan baru saja diketahui oleh para teknisinya.

Sistem di Boeing 727 Max mengalami malfungsi dalam membaca data dan sensor MACS atau Maneuvering Characteristics Augmentation System.

Ternyata, MACS adalah sistem baru yang tidak diberikan pada para pilot 737 Max dalam pelatihannya.

Kesalahan baca arah datangnya sensor membuat pilot membaca data dengan salah hingga berujung pada kecelakaan.

Baca Juga: Stratolaunch Terbangkan Pesawat Terbesar di Dunia, Lebarnya 117 Meter!

Boeing 737 Max telah dilarang terbang sejak 13 Maret 2019 lalu setelah Ethiopian Airlines mengalami kecelakaan dengan pola yang sama seperti kecelakaan Lion Air.

Ethiopian Airlines alami kecelakaan hanya 5 bulan setelah kecelakaan Lion Air dan menggunakan model pesawat yang sama, Boeing 737 Max.

Organisasi Transportasi Udara Internasional atau IATA mengadakan pertemuan dengan beberapa penyedia jasa penerbangan untuk membahas masalah ini.

IATA mengumumkan masih akan melarang Boeing 737 Max untuk mengudara sampai Agustus 2019 mendatang.

Boeing 737 Max merupakan produk Boeing yang paling laris dan mencatat penjualan tercepat hingga 5 ribu unit.

Saat ini Boeing tengah memproses update perangkat lunak sistem Boeing 737 Max.

(*)

Tag

Editor : Kama