Penelitian Terbaru Membuktikan Twitter Bisa Perkuat Kebohongan

Sabtu, 04 Mei 2019 | 12:25

Twitter

Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo

Nextren.com -Buat kalian semua yang rajin banget main Twitter dan sering nyebarin infromasi dari Twitter, wajib banget untuk tau hasil penelitian ini.

Penelitian terbaru dari Media Matters ini menjadikan tweet tentang Donald Trump sebagai objeknya.

Baca Juga : Pengguna Aktif Twitter Berkurang Di Awal Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Menurut hasil penilitian, akun-akun berita besar di Twitter setidaknya mengandung 30% berita bohong di dalamnya.

Dan 65% di antara kabar itu tidak bisa mecantumkan bukti-bukti jelas dari berita tersebut.

Berita bohong ini mudah menyebar di Twitter karena sebagian besar pengguna Twitter cuma membaca headline beritanya saja, tanpa membaca keseluruhan berita.

Apakah kamu juga begitu? Semoga tidak ya. Oke, lanjut.

Penelitian ini menggunakan lebih dari 2.000 tweet yang dibuat oleh 32 akun berita besar di Amerika Serikat.

Dalam periode 26 Januari sampai 15 Februari 2019, ditemukan setidaknya 400 tweet bohong dalam tiga minggu.

Atau kalau dirata-rata, ada sekitar 19 tweet per hari.

Menurut Media Matters, mudahnya penyebaran berita bohong ini terutama disebabkan oleh judul artikel yang terkesan click-bait.

Baca Juga : Bertemu CEO Twitter, Donald Trump Mengeluh Followersnya Berkurang

Di Indonesia sendiri, berita-berita macam ini yang jadi santapan favorit warganya.

Nah, maka dari itu, mulai hari ini kita harus mulai selektif ya sebelum menyebarkan berita.

Pastikan kamu baca dan pahami artikelnya secara keseluruhan.

Yuk jaga lingkungan media untuk tetap sehat.(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto