Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com -Saat ini ada beberapa kondisi medis yang membuat penderitanya tidak bisa berbicara, seperti stroke, Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau kerusakan otak lainnya, adalah kondisi yang masih tidak dapat disembuhkan.
Namun berkat penelitian terbaru di bidang AI ini, penderita kondisi tersebut tampaknya akan bisa berbicara kembali.
Melaluiproses ini, sinyal yang dihasilkan oleh otak akan diterjemahkan, dengan bantuan AI, untuk dirangkai menjadi ucapan yang bisa dimengerti.
Baca Juga : Peneliti Berhasil Ciptakan Bantal Yang Mampu Redam Suara Dengkuran
Sistem percakapan melalui AI tersebut dikembangkan oleh peneliti di Neural Acoustic Processing Lab di Columbia University New York.
Untuk penderita ALS yang membuat kelumpuhan pada seluruh tubuh, seperti ilmuwan tersohor Stephen Hawking (Almarhum), terobosan ini tentunya akan menjadi langkah baru untuk berkomunikasi dengan lebih mudah.
Karena pada kasus Hawking, beliau menggunakan alat bantu yang menempel pada pipinya dan terhubung dengan kacamata, guna memilih kata-kata yang ditampilkan di komputer.
Setelah itu, komputer akan menerjemahkannya ke dalam suara komputer yang mirip seperti pada Google Translator bila kamu memilih opsi verbal.
Cara yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menangkap sinyal otak yang muncul ketika seseorang mendengarkan suara.
Sinyal tersebut nantinya akan dihubungkan dengan rangkaian kata oleh sistem AI, dan untuk berikutnya menjadi bahan pembelajaran mesin.
Ketika seseorang berusaha untuk merangkai kata, sinyal tersebut akan muncul di otak dan nantinya akan diterjemahkan oleh AI, dan diteruskan ke dalam speaker yang mengatakannya secara verbal.
Baca Juga : Cara Mengubah Sel Kanker Menjadi Sel Lemak Ditemukan Peneliti Swiss
Sayangnya saat ini pengembangannya masih pada tahap menerjemahkan sinyal otak, belum sampai pada pemikiran yang ada di dalam otak pasien.
Jadi sinyal tersebut hanya akan munculdi pasien yang tidak sadarkan diri ketika ia mendengarkan perkataan dari orang lain, dan otak akan meresponsnya dengan jawaban.
Penelitian ini juga masih berada pada tahap awal, sehingga masih banyak perbaikan yang diperlukan sampai bisa digunakan di kasus nyata.
Namun harus diakui bahwa prospeknya di masa depansangat cerah, terutama untuk memahami kerja otak dan juga membantu orang yang tidak bisa berbicara untuk kembali berbicara.(*)