Instagram kini sudah bisa dipakai untuk memasang iklan. Tapi supaya bisa sukses menyedot perhatian, tentu saja tak bisa sembarang iklan.Brand Development Lead Instagram Asia Pasific Paul Webster memberikan saran. Bila vendor ingin iklan di media sosial berbagi foto ini sukses, harus punya foto bagus dan konsep yang kuat.Pasalnya mengunggah satu tema ke Instagram beda dengan satu cerita di media sosial lain, sebut saja Facebook yang merupakan induknya."Di Facebook, brand bisa saja langsung mengunggah foto produk. Tapi di Instagram mereka mesti membuat cerita dalam bentuk visual," pungkas Webster saat ditemui Nextren di workshop Instagram, di Jakarta, Kamis (15/1/2015).Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sebelum membuat iklan atau posting-an di Instagram, ada tiga hal penting yang mesti diperhatikan.Pertama, seperti sudah dikatakan sebelumnya, adalah membuat sebuah cerita secara visual. Foto yang diunggah bukan sekadar bagus dan enak dilihat saja, tapi melambangkan cerita yang bisa langsung ditangkap mata.Kedua, foto mesti mempertimbangkan relevansinya dengan situasi orang-orang yang menjadi sasaran iklan. Relevansi ini berbeda-beda antara orang-orang di satu negara dengan negara lainnya.Ketiga, buat segalanya menjadi hal yang menginspirasi orang untuk mencoba atau menemukan sesuatu.
Tumbuh pesat di IndonesiaSelain memberi saran soal optimalisasi konten di Instagram, Webster juga mengungkap bahwa media sosial tersebut semakin digandrungi.Dia enggan menyebutkan berapa banyak orang yang aktif atau membuat akun per setiap tahun di Indonesia. Tapi menurut catatannya sepanjang kuartal pertama 2015 terlihat pertumbuhan setinggi 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year growth).Total pengguna Instagram di seluruh dunia kini mencapai 400 juta orang. Komposisinya sekitar 75 persen dari angka tersebut atau 300 juta berasal dari Amerika Serikat, sedangkan 100 juta sisanya berasal dari Asia dan Eropa.