Banyak Diskon Palsu, Bos Bukapalak Janji Awasi Penjual Bandel

Minggu, 13 Desember 2015 | 15:21
KOMPAS.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan

Ahmad Zaky, CEO Bukalapak.com saat diwawancarai wartawan di Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2015 yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 12 Desember 2015 dinodai oleh peristiwa diskon palsu. Menanggapi peristiwa itu, CEO Bukalapak Achmad Zaky pun berjanji akan memperketat pengawasan mereka.Marketplace yang dipimpin Zaky memang ikut menjadi sorotan akibat peristiwa diskon palsu. Di sisi lain, banyak juga pelapak yang menawarkan barangnya dengan wajar, tanpa upaya pemalsuan harga."Kami akan kawal ketat untuk promo-promo selanjutnya," tegas pria berkacamata itu dalam pesan singkat kepada Nextren, Sabtu (12/12/2015).Zaky juga mengakui mengawasi 500 ribu pelapak yang menjajakan dagangan di situsnya tak mudah. Ada saja yang bandel menaikkan harga, baru kemudian memberikan diskon.Tapi di sisi lain dia memastikan bahwa diskon yang ditawarkan melalui Bukalapak sudah melalui pemrosesan tim internal mereka."Pengajuan diskon pelapak itu melalui proses seleksi kami dulu, jadi kalau yang parah pasti tim saya tau. Tapi memang yang detil dan harganya (selisih) tipis pasti sulit," imbuhnya.Selama Harbolnas, Bukalapak mengajak para pelapak untuk memberikan diskon hingga 80 persen. Sebagai tambahan, perusahaan memberi tambahan diskon sekitar 23 persen, sekaligus sebagai insentif bagi penjual.Dia juga mengklarifikasi soal harga sepeda Cannondale Synapse 7 Sore size 51 white, yang disebut palsu. Menurutnya, harga yang ditawarkan penjual belum termasuk diskon 12 persen + 12 persen yang diberikan Bukalapak.

screenshot

Salah satu produk diskon yang ditawarkan merchant Bukalapak

"Sebenarnya kalau ditambah diskon Bukalapak yang 12 persen + 12 persen, harganya jadi nendang sekali. Jadi kalau dibilang diskon palsu, di kasus Bukalapak, ya nggak begitu," pungkasnya.Sebelumnya, kasus diskon palsu menjadi sorotan karena ada beberapa barang yang harganya dinaikkan dengan tak wajar lebih dulu, sebelum mendapat potongan harga.

Tag

Editor : Oik Yusuf