Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Penduduk di daerah terpencil merupakan korban yang paling menderita dari sulitnya mengantarkan persediaan medis.
Karena sulitnya medan yang perlu ditempuh, maka satu-satunya cara adalah melalui udara; tetapimahalnya transportasi udara dan tempat yang luas untuk mendarat menjadi permasalahan utama.
Namun hal itu tidak berarti untuk Drone, seperti yang dibuktikan dengan keberhasilannya dalam mengantarkan vaksin untuk bayi di daerah terpencil Vanuatu.
Baca Juga : Teknologi Drone Terbaru Bisa Petakan Hutan Tanpa Bantuan GPS
Bayi pertama yang mendapatkan vaksin tersebut adalah Joy Nowai, yang saat ini masih berumur satu bulan.
Saat ini bayi yang hidup di negara kepulauan Vanuatutidak mudah untuk mendapatkan vaksinasi, hanya satu dari lima bayi di sana yang beruntung mendapatkannya.
Untuk itu, kementrian kesehatan Vanuatu bersama UNICEF mewujudkan proyek pengantaran vaksinasi melalui Drone yang bisa dikatakan ambisius ini.
Keberhasilan tersebut dikatakan Henrietta H. Fore selakuExecutive Director UNICEF sebagai penerbangan kecil yang menjadi langkah besar untuk kesehatan global.
Apalagi dengan masih banyaknya daerah dibelahan terpencildunia ini yang kesulitan untuk mendapatkan imunisasi.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh proyek drone ini adalah menjaga suhu paket vaksin, yang diatasioleh perusahaan penerbangan Drone dari Australia bernama Swoop Aero dengan boks styrofoam.
Setelah diisi dengan es dan alat monitor elektronik supaya suhunya bisa terus dideteksi, Drone tersebut terbang sejauh 40 Km dari Dillon's Bay ke Cook's Bay yang terhalang oleh pegunungan.
Baca Juga : Uber Akan Antarkan Makanan Pakai Bantuan Pasukan Drone
Biasanya, dokter perlu berjalan selama berjam-jam untuk sampai ke sana, dan vaksin yang dibawanya punya kemungkinan besar mengalami kerusakan akibat suhu yang tinggi.
Setelah Drone tersebut mendarat, Miriam Nampil yang merupakan perawat di sana menggunakan vaksinkepada 13 orang anak dan lima orang wanita hamil.
Kemampuan terbang Drone tersebut ketika diujicobakan mampu mencapai jarak 50 Km, dan juga dapat mendarat sekitar 2 meter dari titik tujuannya.
Keberhasilan ini membuat pemerintah Vanuatuakan menggunakannya sebagai media pengantaran perangkat medis, tidak hanya terbatas vaksin, kepada semua daerahnya yang terpencil dan sulit dijangkau.
Henrietta juga mengatakan keberhasilan ini membuka jalan tidak hanya untuk Vanuatu, tetapi juga ribuan anak lain yang tidak mendapatkan vaksin di seluruh dunia.