Inovasi Teknologi di Surakarta, Pembangkit Listrik Sampah Hingga Pungutan Elektronik

Rabu, 12 Desember 2018 | 21:42

Walikota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Demi sukseskanGerakan Menuju 100 Smart City 2018, pemerintah daerah Surakarta gebrak paradigma masyarakatnya dengan gunakan inovasi teknologi.

Melalui presentasi yang dibawakan oleh Walikota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo atau kerap disapa Rudy, dipaparkan rencana induk arah pengembangan kota tersebut.

Presentasi tersebut diperlihatkan pada acara yang digelar di ICE BSD Tangerang Selatan, dan dihadiri pula oleh 50 kota dan kabupaten yang juga ikut serta dalam gerakan pemerintah tersebut.

Baca Juga : Evaluasi Gerakan Menuju 100 Smart City: Pastikan Inovasi Terealisasi

Gerakan menuju 100 Smart City2018 sendiri adalahprogram bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan.

Tujuannya adalah untuk membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City, agar bisa memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan pelayanan masyarakat, maupun menonjolkan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Langkah pertama yang diambil oleh kota Surakarta adalah dengan mengurangi tempat pembuangan sampah sementara.

Sebelumnya kota tersebut memiliki 58 lokasi tempat pembuangan sampah sementara, dan melalui program ini bisa dikurangi hingga tersisa 5 lokasi saja.

Tentunya hal ini membuat lingkungan menjadi lebih bersih, tidak bau, dan juga mengurangi terjadinya penyakit di sekitar TPS.

Cara yang diambil pemerintah adalah dengan memperbanyak armada pengumpulan sampah keliling, berupa truk sampah sampai gerobak bermotor.

Bekas TPS dirombak menjadi ruang publik sehingga masyarakat di sekitarnya dapat menikmati suasana kota yang nyaman.

Baca Juga : Tahun 2018 Besok, 75 Kota di Indonesia Akan Menjadi Smart City

Langkah berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah dengan menggunakan teknologi untuk merombak sampah menjadi energi.

Melalui kerjasama dengan salah satu penyedia teknologi, pembangkit listrik tenaga sampah tersebut rencananya akan menghasilkan daya 5MW.

Pemerintah Surakarta juga berencana untuk mengubah sumber listriknya menjadi terbarukan melalui pembangkit listrik tersebut.

Menariknya, langkah ini dikatakan tidak memungut biaya satu senpun dari anggaran pemerintah kota, alias gratis.

Langkah lain adalah dengan menjalankan sistem retribusi pasar secara eletronik, melaluiTape Pasar (Teknologi Aplikasi e-Retribusi Pasar);melalui penempatan alat khusus yang menerima pembayaran elektronik di pasar.

Selain memudahkan pembayaran, teknologi ini juga meningkatkan pendapatan pemerintah, tidak membuang sumber daya manusia untuk memungutnya dengan mendatangi pasar, dan jugadiharapkan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAT) hingga 40% dari total anggaran daerah pada 2021 nanti.(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto