Dibanding TV, Orang Indonesia Lebih Doyan Nonton Video Internet

Rabu, 25 November 2015 | 07:07
Thinkstock

Terinspirasi dari sebuah sentuhan, televisi masa depan akan dihubungkan dengan alat yang peka terhadap sentuhan panca indera calon penontonnya. Dengan demikian, televisi akan menghadirkan pengalaman menonton yang baru.

Orang Indonesia ternyata lebih banyak menonton video di internet ketimbang tayangan di televisi. Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian firma Millward Brown tentang perilaku pemiliksmartphonedi Indonesia yang dirangkum oleh Nextren dari Mumbrella, Selasa (24/11/2015).

Lebih spesifiknya, dari 13.500 responden penelitian usia 16-45 tahun, terungkap bahwa konsumsi video kini lebih banyak dilakukan lewat perangkat berbasis internet seperti smartphone, tablet, dan laptop daripada televisi. Proporsinya 52 persen berbanding 48 persen.

Fenomena ini berbanding lurus dengan fenomena global. Sajian digital semakin mendominasi dan mengalahkan sajian lewat perangkat konvensional. Terutama bagi remaja usia 16 hingga 24 tahun yang disebut sebagaidigital native.

Hal ini kurang lebih disebabkan oleh fleksibilitas yang ditawarkan. Konsumsi tayangan televisi cenderung dilakukan di rumah dan beramai-ramai untuk kebutuhan sosialisasi.Sementara itu, konsumsi video lewat perangkatmobilebisa dilakukan di mana saja dan sifatnya lebih individu. Di kereta, ruang tunggu, lift, mobil, dan di manapun, masyarakat modern bisa menyaksikan video lewatsmartphoneatau tablet.

Hasil penelitian juga menyasar sektor iklan digital. Masyarakat Indonesia, menurut studi, lebih mudah menerima iklan ketimbang rata-rata masyarakat global.

Lebih sedikitnetizenyang melangkahi iklan sebelum masuk pada tayangan yang hendak ditonton. Lebih banyak yang memilih menyaksikan iklan. Terlebih jika iklan menawarkan hadiah atau kuis.

"Ini adalah peluang bagi pengiklan untuk meraup pasar," kata direktur manajer Millward Brown Indonesia, Mark Chamberlain.

Pun begitu, penyajian iklan juga harus dipikirkan agar bisa menarik minat penonton. "Pengiklan harus memakai cara yang simpel namun mengena untuk audiens digital native Indonesia," ia menjelaskan.

Editor : Oik Yusuf

Sumber : Mumbrella Asia

Baca Lainnya