NTT Summit 2018 - Mempersiapkan Perusahaan di Era Perubahan Digital

Minggu, 25 Maret 2018 | 12:18
Nextren

NTT Summit 2018, Acara yang membahas tentang persiapan dalam menghadapi perkembangan teknologi

Nextren.grid.id – Dunia sedang mengalami perubahan ke arah yang lebih maju, berkat teknologi yang semakin berkembang dengan pesat.

Namun seiring dengan perkembangan tersebut, kita juga harus terus mengantisipasi segala macam perubahan dan beradaptasi bersamanya.

Untuk itulah, mengapa ada semakin banyak perusahaan teknologi yang menawarkan jasa dan layanan untuk memersiapkan bisnis kita ataupun perusahaan kita untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.

(BACA:Cara Mengetahui Komentar di Grup WhatsApp Sudah Dibaca atau Belum)

NTT Indonesia, sebuah perusahaan yang secara penuh dimiliki oleh NTT Communications (NTT Com), dan merupakan perusahaan terdepan di infrastruktur teknologi informasi, menyelenggarakan NTT Summit 2018 di Shangri La Jakarta. NTT Summit 2018 mengangkat tema: Conquer the Digital Barriers: Time to Revolutionize Your Digital Strategy.

NTT Indonesia menekankan bahwa waktunya telah tiba bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia agar mulai mengimplementasikan infrastruktur digital yang kuat untuk merancang strategi digital yang tepat guna dalam berkompetisi di pasar global dengan berbagai tantangan di era digital ini.

Perwakilan dari Rudiantara, Menteri Komunikasi & Informatika, Republik Indonesia, menyatakan dalam Keynote Speech-nya bahwa infrastruktur Teknologi, Informasi dan Komunikasi di Indonesia telah disiapkan dengan infrastruktur yang solid dan mumpuni pada prediksi transformasi digital yang sedang terjadi secara cepat saat ini.

Indonesia membidik untuk menjadi ekonomi digital terbesar di tahun 2020, namun juga menargetkan menjadi tulang punggung negara dalam menghadapi era digital ekonomi ini. Pemerintah telah mempersiapkan infrastruktur TIK yang kuat dan Rudiantara berharap akan menumbuhkan tingkat kompetisi Indonesia di semua sektor industri di pasar global.

Peningkatan transaksi digital menjadi salah satu tolok ukur kesiapan Indonesia. Menurut Frost & Sullivan, telah diprediksi bahwa transaksi e-commerce di Indonesia akan mencapai 182 Trilyun Rupiah pada 2018 dan Indonesia akan memiliki lebih dari 35% GMV (Gross Merchandise Volume) di Asia Tenggara.

Nextren
Kama/Nextren

Menurut Frost & Sullivan, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berpotensi untuk menjadi besar di era digital ini

(BACA:Inilah Tiga Seri OPPO F7 dan Jadwal Rilisnya di Pasar Tanah Air)

Hal ini menunjukkan bahwa pasar digital Indonesia akan terus meningkat. Data ini juga didukung oleh global survei yang dilakukan oleh Pure Storage, sebuah lembaga survei independen yang dilakukan terhadap pemimpin TI di lebih dari 9,000 perusahaan-perusahaan secara global, termasuk 3,000 perushaan-perusahaan di Asia Pasifik dan Jepang (APJ), 79% dari bisnis di Indonesia sedang melirik layanan digital untuk mendorong percepatan inovasi di perusahaan-perusahaan mereka, sementara 71% perusahaan beranggapan layanan digital akan membuat perusahaan mereka menjadi lebih kompetitif.

Tetapi di saat yang bersamaan, banyak perusahaan di Indonesia belum siap menghadapi persaingan secara digital. Walaupun mereka sadar akan pentingnya melakukan perubahan di era digital, banyak perusahaan yang belum paham servis digital apa yang mereka butuhkan.

Tema utama yang mengusung ajakan kepada korporasi-korporasi di Indonesia untuk melakukan revolusi strategi digital membuat konferensi ini menjadi penting bagi dunia usaha untuk mempercepat lompatan digitalnya saat ini dan tidak bisa berleha-leha dalam menghadapi gangguan-gangguan digital yang sedang terjadi di semua sektor industri saat ini.

Diharapkan dengan penyelenggaraan NTT Summit 2017, NTT Indonesia siap menjadi mitra korporasi-korporasi Indonesia agar percepatan lompatan teknologi digital yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar di Indonesia dari masing-masing sektor industri, seperti yang diungkap oleh Mizuho Tada, Presiden Direktur NTT Indonesia.

(BACA:Spesifikasi Samsung Galaxy J7 Prime 2, Dirilis di India Rp 2 Jutaan)

NTT
NTT

Para pembicara di acara NTT Summit 2018: (kiri ke kanan) Ajay Sunder (Frost & Sullivan), Kazuhiro Konagaya (NTT), Mizuho Tada (NTT), dan Josh Munro (Megaport)

Selain itu, lewat konferensi ini, NTT Indonesia juga ingin menekankan servis dan layanan mereka yang akan memudahkan banyak perusahaan di Indonesia untuk mencapai target bisnis mereka, yang meliputi: aplikasi, database, 3rd party software, perangkat keras dan sistem operasi, data center, sampai keamanan siber yang berlaku baik secara lokal maupun global.

NTT Indonesia juga akan memperkenalkan layanan baru mereka berupa layanan CloudConnect service. Layanan ini memungkinkan banyak perusahaan melakukan koneksi ke layanan cloud papan atas yang ada di seluruh dunia, seperti Amazon, Google, Microsoft, Alibaba, dan lainnya.

Pada NTT Summit 2018, Frost & Sullivan juga memberikan tren dan teknologi yang relevan pada industri dan pasar Indonesia serta implikasi-implikasi terhadap kompetisi bisnis di Indonesia dan secara global. Ajay Sunder, Vice President Digital Transformation, Frost & Sullivan, Asia Pacific berkata bahwa ekonomi Digital Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang agresif di beberapa tahun belakangan dengan berbagai sektor seperti Ecommerce , Cloud services , Managed services yang menunjukkan pertumbuhan double digit.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia menyadari pentingnya transformasi digital tidak hanya untuk optimalisasi biaya tetapi juga kesempatan-kesempatan yang diberikan dalam menghasilkan aliran-aliran revenue baru. Dalam sebuah studi yang baru dilakukan oleh Frost & Sullivan, 46% dari perusahaan-perusahaan di Indonesia menekankan bahwa pertumbuhan adalah tantangan terbesar dan mereka sedang mencari teknologi digital untuk membantu mereka tumbuh dan melakukan perluasan lebih cepat.

(BACA:Gibran Anak Jokowi Jualan Kaos Menteri Susi, Begini Cara Pesannya)

Percepatan transformasi digital di Indonesia penting dilakukan dengan lancar. Perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital penting untuk bermitra kerja dengan perusahaan terdepan yang telah memiliki pengalaman puluhan tahun membantu perusahaan-perusahaan global bertransformasi secara digital.

Jadi, jangan tunggu teknologi membuat kita jadi tidak relevan akibat tidak beradaptasi dengannya. (*)

Tag

Editor : Kama